Archive for the ‘Komunikasi Organisasi’ Category

  • muwafik center: Komunikasi Organisasi 2011 GBPP muwafik UB

    Date: 2014.05.26 | Category: Komunikasi Organisasi | Response: 0

    muwafik center: Komunikasi Organisasi 2011 GBPP muwafik UB

  • Komunikasi Organisasi 2011 GBPP muwafik UB

    Date: 2014.05.26 | Category: Komunikasi Organisasi | Response: 0

    GBPP Komunikasi Organisasi

    Bagi anda yang sedang mengambil mata kuliah Komunikasi Organisasi yang diasuh oleh Akh.Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si, silahkan dapat mendownload GBPP pada link berikut :http://www.slideshare.net/search/slideshow?searchfrom=header&q=muwafik dengan nama file : GBPP komunikasi organisasi 2011 muwafik UB2 (ini adalah GBPP terbaru untuk tahun 2011) selamat menikmati perkuliahan dengan penuh semangat dan bahagia. semoga mendapatkan ilmu yang ermanfaat dan berguna.

    ttd
    Akh. Muwafik Saleh, S.Sos,M.Si

  • Komorgan10 – Budaya Organisasi

    Date: 2014.04.05 | Category: Komunikasi Organisasi | Response: 0

    ORGANIZATION CULTURE

    Oleh : AKh.Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si

     

    DEFINISI

    “culture can be defined as the shared philosophies, ideologies, values, assumption, expectation, attitudes and norm that knit a community together

    (Kilam Saxton dan Serpa)

     

    Budaya merujuk pada hasil interaksi antar individu dengan serangkaian jejak-jejak makna (web meaning) yang ditinggalkannya, baik berupa bahasa, nilai-nilai, norma-norma, simbol-simbol, seni maupun peninggalan-peninggalan fisik lainnya.

     

    KARAKTERISTIK BUDAYA

    1. Mempelajari budaya diperlukan dan diwujudkan dalam belajar observasi dan pengalaman.

    2. Saling berbagi, individu dalam kelompok, keluarga dan masyarakat saling berbagi budaya.

    3. Transgenerasi, merupakan kumulatif dan melampaui generasi satu ke generasi lain.

    4. Persepsi pengaruh, membentuk perilaku dan struktur bagaimana seseorang menilai dunia.

    5. Adaptasi, budaya didasarkan pada kapasitas seseorang berubah atau beradaptasi.

     

    Gareth Morgan menjelaskan :

    1. Pengertian bersama, pemahaman bersama dan penerimaan akal bersama semuanya adalah cara-cara yang berbeda untuk menggambarkan budaya.

    2. Dalam berbicara tentang budaya kita benar-benar berbicara tentang sebuah proses pembangunan realita yang memungkinkan orang melihat dan memahami peristiwa-peristiwa, tindakan-tindakan, objek-objek, ungkapan-ungkaan, atau situasi-situasi tertentu dengan cara-cara tertentu pula.

    3. Pola-pola pemahaman ini juga memberikan sebuah dasar supaya perilaku seseorang menjadi masuk akal dan berarti.

     

    William M. merumuskan budaya organisasi sebagai

    “suatu ekspresi kombinasi pengaruh dari keyakinan dasar organisasi, nilai-nilai, harapan dan pola tindakan tertentu”.

     

    Menurut Goldstein, budaya organisasi adalah “totalitas pola perilaku dan karakteristik pola pemikiran dari karyawan suatu organisasi, keyakinan, pelayanan, perilaku dan tindakan karyawan

     

    UNSUR-UNSUR BUDAYA DALAM ORGANISASI

    1. pendiri organisasi.

    2. pengalaman organisasi menghadapi lingkungan eksternal

    3. karyawan dan hubungan kerja mereka

     

    KARAKTERISTIK BUDAYA ORGANISASI STEPHEN ROBBIN

    (1) inisiatif individual. Tingkat tanggungjawab, kebebasan dan keindependenan yang dimiliki individu;

    (2) toleransi terhadap tindakan resiko. Sejauhmana karyawan dianjurkan untuk bertindak agresif, inovatif dan mengambil resiko;

    (3) arah. Sejauhmana karyawan tersebut menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan mengenai kinerja;

    (4) integrasi. Tingkat sejauhmana unit-unit dalam organisasi di dorong untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi;

    (5) dukungan dari manajemen. Tingkat sejauhmana para manajer memberi komunikasi yang jelas, bantuan, serta dukungan terhadap bawahan mereka;

    (6) kontrol. Jumlah peraturan dan pengawasan langsung digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku karyawan;

    (7) identitas. Tingkat sejauhmana karyawan mengidentifikasikan dirinya secara keseluruhan dengan organisasinya daripada dengan kelompok kerja tertentu atau dengan bidang keahlian profesional lainnya;

    (8) sistem imbalan. Tingkat sejauhmana alokasi imbalan (misalnya kenaikan gaji, promosi) didasarkan atas kriteria kinerja karyawan sebagai kebalikan dari senioritas, sikap pilih kasih dan sebagainya;

    (9) toleransi terhadap konflik. Tingkat sejauhmana para karyawan di dorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka, dan;

    (10) produksi; langkah-pola komunikasi.Tingkat sejauhmana komunikasi organisasi dibatasi oleh hirarki kewenangan yang formal

     

    CIRI BUDAYA ORGANISASI (O’Reilly dalam Judge & Cable)

    1. Inovasi. Tingkat sejauhmana organisasi mendukung pengambilan resiko, eksperimentasi, dan mengabaikan kehati-hatian, kemantapan atau keamanan.

    2. Perhatian terhadap detail. Tingkat sejauhmana organisasi membiarkan karyawan melakukan analisis, perhatian ke detail dan kecermatan.

    3. Orientasi hasil. Tingkat sejauhmana organisasi berorientasi pada kinerja, menuntut hasil dan mendukung harapan yang tinggi.

    4. Keagresipan. Tingkat sejauhmana organisasi menekankan pada keagresipan, kompetisi dan memanfaatkan kesempatan.

    5. Dukungan. Tingkat sejauhmana organisasi mendorong, mendukung penyebaran informasi dan menghargai kinerja yang baik.

    6. Perhatian pada ganjaran. Tingkat sejauhmana organisasi memberi nilai gaji yang tinggi terhadap kinerja dan pengembangan profesional.

    7. Orientasi tim. Tingkat sejauhmana organisasi berorientasi tim dan mendukung kolaborasi.

    8. Ketegasan. Tingkat sejauhmana organisasi mempunyai ketegasan nilai, dapat diperkirakan (predictability) dan rendah konflik.

     

    Bagaimana Budaya Organisasi Terbentuk ?

    1. Budaya terbentuk dari berbagai simbol, ritual dan upacara, tata nilai, keyakinan, gagasan, makna dan pola perilaku yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. pola interaksi, komunikasi, sikap, cara kerja dan nilai yang ditampilkan secara terus-menerus dalam kehidupan organisasi oleh orang-orang organisasi menjadi kebiasaan dan budaya yang melekat pada organisasi tersebut.
    2. Budaya seringkali juga tercermin dari orang-orang yang ditokohkan oleh suatu komunitas tertentu.
    3. Budaya organisasi adalah hasil proses interaksi anggota organisasi dengan segala bentuk hubungan dan komunikasi yang dilakukannya dalam sebuah proses pembelajaran bersama yang menghasilkan nilai-nilai dan norma-norma yang disepakati dan menjadi pedoman bersama dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

     

    Bagaimana Budaya Organisasi Terbentuk ? menurut Pacanowsky dan O’Donnell-Trujillo :

    1. Ritual
    2. yaitu suatu tindakan atau aktivitas yang diulangi secara teratur, familiar dan rutin, seperti melaui rapat-rapat, pertemuan-pertemuan baik formal maupun nonformal.
    3. Gairah – cerita,
    4. artinya suatu aktivitas yang membuat tugas rutin dan membosankan menjadi menarik dan menggairahkan
    5. Sosialitas
    6. adalah suatu tampilan yang menciptakan sebuah sense kelompok menyangkut identifikasi kelompok ataupun aturan-aturan sosial dalam bentuk yang lebih santai seperti basa-basi atau canda / humor, obrolan ngawur atau ringan.
    7. Politik organisasi,
    8. berupa bagaimana pengaruh dan kekuasaan itu dijalankan.
    9. Enkulturasi
    10. atau proses-proses “pengajaran” budaya pada para anggota organisasi. Enkulturasi sifatnya berlanjut, misalnya orientasi bagi anggota baru

     

    Domain” Budaya Organisasi , menurut John Van Maanen dan Stephen Barley :

    1. konteks ekologis (ecological context), adalah berupa dunia fisik, yang meliputi lokasi, waktu dan sejarah, serta konteks sosial dimana organisasi beroperasi.
    2. interaksi diferensial (differential interaction). Perbedaan masing-masing budaya yang hidup secara internal pada diri individu organisasi tentu pula memberikan pengaruh pada budaya organisasi yang tercipta.
    3. pemahaman kolektif (collective understanding) yaitu cara-cara umum untuk menginterpretasikan peristiwa. Dimana kandungan dari pada budaya adalah, nilai-nilai, ide-ide, tujuan-tujuan dan praktek-praktek ritual yang dilakukan secara konsisten oleh suatu organisas
    4. domain individual. Terkadang dalam sebuah organisasi individu seorang pimpinan merepresentasikan budaya organisasi tersebut khususnya untuk tipe kepemimpinan yang kharismatik ataupun autokratik.

     

    Fungsi Budaya Organisasi :

    1. Budaya melakukan sejumlah fungsi di dalam sebuah organisasi (Robbin, 1996), yaitu:
    2. Budaya berperan menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara suatu organisasi dan organisasi lain.
    3. Membawa suatu rasa identitas bagi anggota organisasi.
    4. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada suatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
    5. Meningkatkan kemantapan sistem sosial. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan karyawan.
    6. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
  • Komorg-9 : Konflik Dalam Komunikasi Organisasi

    Date: 2014.04.05 | Category: Komunikasi Organisasi | Response: 0

    KONFLIK DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI

    Oleh : Akh. Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si

     

    PENGERTIAN

    • Konflik merupakan bentuk interaksi perbedaan kepentingan, persepsi, dan pilihan. Wujudnya bisa berupa ketidaksetujuan kecil sampai ke perkelahian. (Brown :1998).
    • Konflik sebagai suatu perbedaan pendapat di antara dua atau lebih anggota atau kelompok dan organisasi, yang muncul dari kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya yang langka atau aktivitas kerja dan mereka mempunyai status, tujuan, nilai, atau pandangan yang berbeda, dimana masing-masing pihak berupaya untuk memenangkan kepentingan atau pandangannya
    • Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).
    • Konflik senantisa berpusatpada beberapasebab utama: tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber­sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers, 1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
    • Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda­beda (Devito, 1995:381).

     

    KONFLIK DALAM ORGANISASI
    Menurut Myers :1993

    1. Konflik pribadi (personal conflict) :

    • merupakan konflik yang terjadi dalam diri setiap individu karena pertentangan antara apa yang menjadi harapan dan keinginannya dengan apa yang dia hadapi atau dia perolah.

     

    2. Konflik antar pribadi (interpersonal conflict),

    • merupakan konflik yang terjadi antara individu yang satu dengan yang lain
    • Sumber : perbedaan latar belakang individu (usia, jenis kelamin, kebiasaan, kepercayaan), cara pandang (HCC – LCC)

     

    3. Konflik organisasi (organizational conflict).

    • perilaku yang terjadi antara kelompok-kelompok dalam organisasi dimana anggota kelompok mengidentifikasikan dirinya dengan kelompoknya, dan merasa bahwa kelompok lain menghalangi pencapaian tujuan maupun harapan­harapannya

     

    FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KONFLIK
    (Daft: 1992) :

    • Environment, perubahan lingkungan eksternal,
    • Size, perubahan ukuran perusahaan sebagai akibat tuntutan persaingan,
    • Technology, perkembangan teknologi,
    • Goals, Pencapaian tujuan organisasi,
    • Structure, Struktur organisasi.

     

    DAMPAK KONFLIK (-)

    • Konflik bisa menimbulkan dampak negatif misalnya, melemahnya hubungan antarpribadi, timbulnya sikap marah, perasaanterluka, keterasingan (Kreps, 1986:187).
    • Pada tahap dini, konflik ditandai dengan sikap tidak saling percaya antara satu kelompok dengan kelompok lain yang lambat laun ditunjukkan secara verbal maupun nonverbal: raut wajah tidak senang, bersikap diam atau mungkin menghindari kelompok lain (Pace & Faules, 1994: 250).
    • Pada level organisasi, konflik membawa dampak negatif; pemborosan energi/tenaga (hilangnya konsentrasi untuk pekerjaan), menurunnya rasa saling pengertian terhadap kelompok lain, kurangnya kerjasama antara kelompok bahkan yang terjadijustru saling salah menyalahkan, koordinasi menjadi sangat buruk (Daft, 1982: 444).

     

    DAMPAK KONFLIK (+)

    • Sebagai tanda peringatan dini terhadap masalah yang muncul,
    • Sebagai katub pengaman,
    • Meningkatkan interaksi dan keterlibatan kelompok untuk berdiskusi menyelesaikan masalah yang timbul,
    • Menumbuhkan kreativitas,
    • Menjembatani penyelesaian masalah,
    • Mendorong penyampaian informasi antar kelompok, dan
    • Menguji ide-ide yang muncul dari anggota organisasi, dan solusi yang ditawarkan atas masalah yang terjadi.

     

    PERUBAHAN PERILAKU DALAM KONFLIK
    Menurut Daft : 1992.

    • Individu dalam suatu kelompok akan mengidentifikasi dirinya dengan kelompoknya dan menganggap seolah-olah dirinya terpisddah dari kelompok lain,
    • Kehadiran kelompok lain akan mengundang perbandingan antara “kelompok kami” dengan “kelompok mereka”,
    • Jika suatu kelompok terlibat konflik dengan kelompok lain, maka anggota kelompoknya akan cepat menyatu dengan anggota kelompoknya,
    • Anggota suatu kelompok cenderung memandang kelompok lain sebagai rival,
    • Anggota kelompok cenderung menonjolkan arogansi dan meremehkan kelebihan atau keberhasilan kelompok lain,
    • Komunikasi antara kelompok yang berkonflik akan menurun bahkan tersumbat,
    • Kelompok yang berkonflik dengan kelompok lain akan cepat melempar kesalahan kepada kelompok lain,
    • Konflik antar kelompok yang diikuti perubahan pada persepsi dan permusuhan terjadi secara alamiah, dalam situasi normal

     

    CONFLICT RESOLUTION

    Structural separation:

    ü Kelompok yang tidak suka bekerja sama yang berada dalam satu bagian, dipisahkan secara struktural.

    Bureaucratic authority:

    ü Bahwa ketika terjadi konflik maka dibutuhkan otoritas pimpinan yang lebih tinggi dari organisasi, menangani konflik antara kelompok dalam level horizontal.

    Limited communication:

    ü Mendorong upaya meningkatkan komunikasi antara setiap bagian. Komunikasi yang terus menerus difokuskan pada isu-isu utama organisasi misalnya menyangkut tujuan yang dicapai.

    Integrating Devices:

    ü Ketika terjadi konflik antara kelompok maka diperlukan adanyateam khusus darimasing-masing pihak yang bertikai, yang bersama-sama mem­bahas masalah dan mencari jalan keluar.

    5. Confrontation and negotiation

    ü Pihak-pihak yang terlibat konflik dipertemukan dan melakukan negosiasi guna mendapat jalan keluar atas masalahnya. Yang terpenting, negosiasi yang dilakukan harus mengarah kepada penyelesaian yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak.

    6. Third party Consultant:

    ü Langkah ini dilakukan dengancaramenghadirkan pihak ketiga manakala terjadinya konflik antar kelompok. Pihak ketiga, bisa konsultan dari luar perusahaan yang memang memiliki kompetensi dalam bidangnya.

    7. Member Rotation:

    ü Memindahkan individu ke bagian lain, baik secara temporer maupun secara permanen. Tujuannya agar individu tersebut bisa memahami nilai-nilai, kebiasaan, masalah, yang dihadapi kelompok lain.

    8. Superordinate goals:

    ü Pimpinan puncak organisasi harus sesering mungkin menyampaikan, mensosialisasikan apa yang menjadi tujuan bersama dan utama organ isasi.

    9. Intergroup training:

    ü Melakukan pelatihan-pelatihan reguler antar kelompok. Masing-masing pihak dari kelompok yang terlibat konflik diikutsertakan dalam pelatihan reguler di luar organisasi. Walaupun mahal, teknik ini dapat membantu mengembangkan sikap kerjasama antara kelompok.

  • Komorg-8 : Teknologi Informasi dalam Komunikasi Organisasi

    Date: 2014.04.05 | Category: Komunikasi Organisasi | Response: 0

    TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI

    Oleh Akh. Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si

    Tulisan ini disarikan dari mata kuliah Komunikasi Organisasi, yang diasuh oleh penulis pada jurusan ilmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Brawijaya.

     

    1. Media memiliki sisi positif sekaligus negatif di dalam pelaksanaan komunikasi organisasi

    2. Mengendalikan sisi negatif perkembangan teknologi informsi melalui pemahaman tingkat selektifitas terhadap penggunaan media dan memaknai setiap pesan sesuai dengan situasi pengirim pesan.

    3. Tingkat selektifitas : ditentukan nlai-nilai budaya, tema & kebutuhan pesan yang ingin disampaikan / didapat

     

    BEBERAPA ASUMSI

    1. Organisasi adalah suatu entitas yang dikonstruksi secara sosial

    2. Anggota organisasi biasanya
    menyampaikan keinginan untuk berinteraksi lebih banyak melalui tatap muka walau membawa risiko bekerja tak efisien (Goldhaber)

    3. Fulk dan Steinfield (1990) menyatakan,”Kenyataannya komunikasi efektif adalah komunikasi yang tujuan intinya memacu penerapan teknologi informasi dalam organisasi”.

     

    UNTUK BAHAN DISKUSI :

    1. Bagaimana bentuk media komunikasi tradisional & modern dlm komunikasi organisasi ?

    2. Implikasi media/teknologi informasi baru bagi komunikasi dalam organisasi :

    3. Pengambilan keputusan

    4. Aliran komunikasi

    5. Iklim komunikasi organisasi

    6. Hubungan antarpersonal (makna & pengertian)

    7. Apa keuntungan & kerugian TI dlm kom.org ?

    8. Apakah teknologi baru mampu merubah pola komunikasi organisasi/organisasi itu sendiri ? Pada wilayah apa perubahan itu terjadi ?

    9. Apakah teknologi komunikasi baru menjadikan organisasi lebih efektif, efisien, lebih produktif, dan lebih responsive?

     

    MACAM MEDIA KOMUNIKASI

    Media tradisional :

    1. Surat tulis

    2. Pertemuan (rapat akbar dll)

    3. Publikasi : pengeras suara

    4. Cara Pengiriman

    Teknologi baru :

    1. Telepon, surat kawat, telegram

    2. Komputer

    3. Handpone

    4. Internet, surat elektronik (e-mail), web dsb

    5. video conferencing, voice messaging, facximile

     

    Dampak teknologi informasi terhadap organisasi

    1. perubahan struktur organisasi,

    2. fungsi kerja dan penempatan sumber
    daya manusia, keahlian teknologi serta

    3. interaksi antarmanusia.


    Implikasi Teknologi baru

    1. Determinisme teknologis

    2. Mampu mengatasi kendala ruang & waktu

    3. Mengubah jarak & wilayah komunikasi seseorang

    4. mengurangi intensitas tatap muka yang terjadi dalam organisasi (mengurangi tingkat pengertian antar manusia dalam organisasi)

    5. Mengurangi batas personal, geografis, hierarkhi tradisional, posisional/struktur dalam organisasi & norma organisasi.

    6. Merubah pola komunikasi organisasi.

    7. Merubah praktik kerja, kebiasaan kerja.

    8. Memungkinkan membentuk kembali proses & struktur organisasi.

    9. Memudahkan dalam mengenali isu & masalah

    10. Memungkinkan terjadinya saling ketergantungan tugas dan sumber daya pada anggota organisasi (Rice:1992)


    Hipotesis O` Connell

    Yang berhubungan dengan peranan teknologi dan pengaruhnya dalam komunikasi organisasi:

    1. Kesempatan untuk hubungan tatap muka akan hilang dan informasi berdasarkan isyarat nonverbal berkurang. Akibatnya, kesempatan berbagi informasi secara acak dan spontan berkurang pula. Paramanajer harus menyusun kerja dan relasi untuk menyediakan kesempatan tatap muka yang lebih banyak (melalui teks dan simbol).

    2. Akan lebih banyak pesan-pesan informal dan memotong hierarki karena
    pembenaran terhadap format baru yang muncul sebagai proses alamiah jaringan
    elektronik. Struktur organisasi dan alur informasi formal akan didefinisi
    ulang.

    3. Dampak saluran berarti bahwa pesan-pesan berdampak dan bernilai akan menurun. Data digital dengan konteks dan interpretasi minim adalah aturannya. Akibatnya, pengambilan keputusan akan terganggu daripada terbantu. Ketidakjelasan dalam menginterpretasi informasi akan meningkat dan kualitas keputusan menurun karena kurangnya pemahaman konteks dan nilai organisasi. Organisasi harus bekerja lebih keras dalam mengkomunikasikan sejarah dan nilai-nilai organisasi. Para manajer harus mencari cara baru untuk mengkomunikasikan komponen afektif dari pesan-pesan. Gayapengambilan keputusan yang baru dan lebih baik juga perlu.

    4. Kepercayaan akan mempunyai peranan yang berbeda dalam komunikasi.
    Kepercayaan akan muncul seiring dengan kebersamaan pengalaman, nilai-nilai,
    memberi dan menerima dan sebagai hasil komunikasi antarmanusia. Hadirnya
    satelit, e-mail, dan jaringan komunikasi elektronik lainnya dapat mengurangi
    dimensi kepercayaan yang selama ini kita telah terbiasa. Jaringan komunikasi baru dapat saja menggantikan peranan ini.

    5. Komputerisasi menghadapkan pada disiplin untuk berpikir linear. Data terproses dalam kerangka kecepatan sesuai kemajuan perangkat teknologi. sebagai konsekuensinya, manusia menjadi tak sabar dan rasa toleransi berkurang terhadap gaya individu berkomunikasi. Organisasi dapat pula menjadi berkurang toleransinya terhadap pegawai yang tidak berpikir atau beranggapan dalam mode linear. Mereka harus mencari cara untuk mendukung dan melindungi pemikiran serta komunikasi yang bersifat nonlinear.

    6. Harapan akan kinerja adalah berdasar pada kondisi machine driven. Dengan penyesuaian kita terhadap kecepatan dan ketepatan komputer, kita mungkin
    mengharap para pegawai mempunyai kualitas dan menghasilkan dengan cara yang mirip. Para pegawai dalam organisasi dapat menganggap permintaan ini sebagai hal yang tak manusiawi dan memaksa. Serikat kerja dapat mengangkat lingkungan kerja seperti itu sebagai persoalan. Maka organisasi harus mendefinisikan dan menggunakan standar kinerja yang sesuai dengan kondisi baru.

     

    FAKTOR ADOPSI TEKNOLOGI PADA ORGANISASI

    1. Persepsi anggota thd medium baru & tingkat SDM

    2. Nilai-nilai, norma & budaya

    3. Interaksi anggota (pola hubungan antar pribadi)

    4. Pola pengambilan keputusan/ pemrosesan informasi dalam kelompok

  • Komorg-7 : Aliran Komunikasi Organisasi

    Date: 2014.04.05 | Category: Komunikasi Organisasi | Response: 0

    ALIRAN KOMUNIKASI ORGANISASI

    Oleh :

    Akh. Muwafik Saleh, S.Sos., M.Si

     

    ALIRAN KOMUNIKASI ORGANISASI

    1. Adalah suatu proses dinamik dalam mana pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan dan dinterpretasikan yang hidup dan berkembang dalam sebuah organisasi.

    2. Aliran Komunikasi Organisasi berfungsi untuk mengetahui bagaimana informasi itu terdistribusikan kepada anggota-anggota organisasi, bagaimana pola-pola distribusinya dan bagaimana orang-orang terlibat dalam proses penyebaran informasi itu dalam sebuah organisasi.

    3. Aliran Komunikasi Organisasi berpengaruh terhadap efektifitas organisai baik dalam kaitannya dengan hubungan-hubungan ataupun pula dalam pelaksanaan & pencapaian tujuan organisasi.

     

    SIFAT ALIRAN INFORMASI

    Guetzkow (1964), aliran informasi (penyebaran pesan) dalam organisasi dapat terjadi dalam tiga cara :

    1. SERENTAK, yaitu proses penyebaran informasi (pesan) yang disampaikan secara bersamaan dalam suatu waktu dengan objek sasaran yang banyak (lebih dari satu rang, bukan proses diadik). Bentuk : Memo, Pertemuan, rapat (akbar), televisi, teleconference (penyampaian pesan bermedia).Keuntungan : cepat, sudah/dapat diakses pada saat bersamaan, berhubungan dengan banyak sasaran orang, informasi terbuka, biasanya dipergunakan oleh organisasi besar. Kerugian : tidak dapat menyebarkan informasi yang sifatnya rahasia.Biasanya digunakan oleh organisasi publik atau organisasi yang memiliki jaringan kerja yang luas.

    2. BERURUTAN : yaitu proses penyebaran informasi/pesan secara diadik (merupakan bentuk komunikasi yang utama, Haney;1962). Dengan pola “siapa berbicara kepada siapa”. Informasi disampaikan secara berurutan dari satu orang ke orang lain secara tidak bersamaan. Bentuk : komunikasi antarpersonal, model jaringan sel. Keuntungan : menjamin kerahasiaan informasi, lebih mendekatkan hubungan antar anggota. Kerugian : lambat, memungkinkan terjadinya bias / distorsi informasi (multi persepsi/interpretasi). Biasanya sangat efektif untuk organisasi yang bersifat politis, ideologis, rahasia, militer. Ataupun pula untuk suatu kebijakan organisasi yang sifatnya tertutup / rahasia/ strategis. untuk itu dibutuhkan kemampuan akurasi penyampaian pesan, daya ingat yang baik dan disiplin yang tinggi.

    3. SERENTAK – BERURUTAN ; yaitu kombinasi kedua pola aliran yang telah dsebutkan sebelumnya.

    POLA ALIRAN INFORMASI

    1. POLA RODA : adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Orang dalam posisi sentral menerima kontak dan informasi dan memecahkan masalah dengan saran / persetujuan anggota lainnya.

    2. POLA LINGKARAN : semua anggota berkomunikasi satu sama lainnya hanya melalui sejenis sistem pengulangan. Tidak seorangpun yang dapat berhubungan langsung dengan semua anggota lainnya, demikian pula tidak ada anggota yang memiliki akses langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan.

     

    PERANAN JARINGAN KERJA KOMUNIKASI

    A . KOMPONEN DALAM JARINGAN :

    1. ANGGOTA KLIK, Klik adalah kelompok individu yang paling sedikit/ separuh dari kontaknya merupakan hubungan dengan anggota-anggota lainnya.

    CIRI-CIRI KLIK :

    Klik terjadi melalui interaksi dengan orang-orang yang dapat mereka lihat. (Sommer, 1969). Klik terdiri dari individu-individu yang keadaan sekelilingnya memungkinkan kontak antar individu, saling menyukai & merasa amat puas dg kontak tsb.
    Kebanyakan klik relatif akrab satu dg lainnya dalam hierarkhi formal organisasi. Ini menunjukkan kemiripan sistem komunikasi formal dengan sistem komunikasi informal (Rogers & Agarwala-Rogers).
    Syarat anggota klik bahwa individu-individu harus mampu melakukan kontak satu sama lainnya, bahkan dengan cara tidak langsung.

    2. PENYENDIRI, adalah mereka yang hanya melakukan sedikit atau sama sekali tidak mengadakan kontak dengan anggota kelompok lainnya.

    Bisa jadi seseorang menjadi penyendiri untuk tema-tema pesan tertentu (yang mungkin tidak dia sukai atau tidak berhubungan dengan bidang tugasnya) namun menjadi anggota klik sentral bila pesan-pesannya berhubungan dengan bidang tugasnya.

    Sifat-sifat penyendiri (Goldhaber;1979) :

    1. Kurang aman dlm konsep diri mereka.

    2. Kurang termotivasi oleh cita-cita.

    3. Kurang bersedia untuk berinteraksi dg orang lain.

    4. Lebih muda dan kurang berpengalaman dalam sistem.

    5. Lebih jarang menduduki posisi yang kuat dalam organisasi

    6. Lebih cenderung menahan daripada melancarkan aliran informasi.

    7. Relatif lebih tidak puas dengan sistem (golput)

    8. Beranggapan bahwa sistem komunikasi tertutup bagi mereka.

    3. JEMBATAN ; adalah anggota klik yang memiliki sejumlah kontak yang menonjol dalam kontak antar kelompok, juga menjalin kontak dengan anggota klik lain. Sebuah jumbatan berlaku sebagai pengontak langsung antara dua kelompok pegawai.

    4. PENGHUBUNG ; adalah orang yang mengaitkan atau menghubungkan dua klik atau lebih tetapi ia bukan anggota salah satu kelompok yang dihubungkan tersebut. (tekanannya bukan anggota klik dalam kelompk atau orang luar sama sekali)

    5. PENJAGA GAWANG (GATE KEEPER) ; adalah orang yang secara strategis ditempatkan dalam jaringan agar dapat melakukan pengndalian atas pesan apa yang akan disebarkan melalui sistem tersebut.

    6. PEMIMPIN PENDAPAT (OPINION LEADER) ; adalah orang tanpa jabatan formal dalam semua sistem sosial, yang membimbing pendapat dan mempengaruhi orang-orang dalam keputusan mereka.

    7. KOSMOPOLIT; adalah orang bebas dari gagasan, prasangka, kecintaan lokal. Orang yg melakukan kontak dg dunia luar/ di luar organisasi. Menghubungkan aggota organisasi dg orang & peristiwa diluar struktur organisasi. Mereka adalah anggota organisasi yang banyak bepergian (duta) aktif dalam organisasi profesional, membaca terbitan. Memiliki kontak dengan sumber-sumber di luar organisasi, bertindak sebagai saluran bagi gagasan baru bagi organisasi.

     

    PERAN & FUNGSI MASING-MASING KOMPONEN

    1. Anggota Klik : sebagai jantung sistem & bertindak sebagai tujuan akhir bagi kebanyakan pesan

    2. Penyendiri : sebagai pemberi tantangan pada sistem dan mencipta derajat ketidakpastian pada efektifitas program penyebaran pesan.

    3. Jembatan : sebagai pemrosesan sentral informasi yg menyediakan hubungan langsung diantara klik-klik yang berbeda.

    4. Penghubung :mengintegrasikan dan menjadi penghubung antarklik.

    5. Penjaga gawang : mengendalikan perpindahan pesan dan kontak-kontak dengan tujuan meminimalkan kelebihan beban komunikasi dan meningkatkan keefektifan.

    6. Pemimpin pendapat : melancarkan pembentukan & peruabahan sikap & membantu dalam pengambilan keputusan informal.

    7. Kosmopolit : menghubungkan organisasi dg orang-orang dan gagasan-gasgasan baru dalam lingkungan yang lebih besar.

     

    ARAH ALIRAN INFORMASI

    1. KOMUNIKASI KE BAWAH (DOWN WORD)

    yaitu informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang merotoritas lebih rendah.

    JENIS INFORMASI yang biasanya dikomunikasikan :

    1. Mengenai bagaimana melakukan pekerjaan

    2. Mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan

    3. Mengenai kebijakan & praktik organisasi

    4. Informasi kinerja pegawai

    5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission).

     

    METODE PENYAMPAIAN PESAN :

    1. Tulisan

    2. Lisan

    3. Lisan diikuti tulisan

    4. Tulisan diikuti lisan

     

    KAPAN METODE INI DAPAT EFEKTIF DILAKUKAN ?

    1. Tulisan : dalam situasi bila diperlukan informasi untuk tindakan yang akan datang, informasinya umum, tidak diperlukan kontak pribadi.

    2. Lisan : dalam situasi yang membutuhkan teguran & mendamaikan perselisihan.

    3. Lisan diikuti tulisan : dalam situasi yang membutuhkan tindakan segera tetapi kemudian diikuti tindak lanjutnya yg bersifat umum, perlu pendokumentasian.

    4. Tulisan diikuti lisan : dinilai tidak cukup efektif untuk setiap situasi.

     

    KRITERIA MEMILIH METODA PENYAMPAIAN INFORMASI KEPADA PEGAWAI :

    1. Ketersediaan informasi.

    2. Biaya

    3. Pengaruh

    4. Relevansi (dengan tujuan)

    5. Respons

    6. Keahlian (yang sesuai dengan kemampuan pengirim)

     

    2. KOMUNIKASI KE ATAS (UP WORD)

    Yaitu informasi yang mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (atasan).

     

    PENTINGNYA KOMUNIKASI KE ATAS :

    1. Informasi bagi pembuatan keputusan

    2. Memberi informasi bagi atasan kapan bawahan siap menerima informasi dari mereka & seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka.

    3. Mendorong keterbukaan komunikasi tentang keluh kesah, kritik muncul kepermukaan sehingg atasan tahu apa yang mengganggu dan menghambat kerja mereka.

    4. Menumbuhkan apresiasi & loyalitas kpd organisasi dg memberi kesempatan kpd pegawai untuk mengajukan pertanyaan & memberi masukan/gagasan serta saran.

    5. Memberi informasi pada atasan apakah bawahan memahami apa yg diharapkan dari aliran informasi ke bawah

    6. Membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka & memperkuat keterlibatan mereka dg pekerjaan & organisasi

     

    APA YANG DIKOMUNIKASIKAN ?

    1. Tentang apa yang telah dilakukan bawahan : prestasi, kemajuan, rencana yang akan datang.

    2. Persoalan pekerjaan yang dihadapi yang belum terpecahkan dan membutuhkan bantuan penyelesaian.

    3. Memberikan saran dan agagasan untuk perbaikan pada organisasi.

    4. Mengungkakan bagaima perasaan, pikiran bawahan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, & organisasi.

     

    MENGAPA KOMUNIKASI KE ATAS SULIT ? (sharma, 1979) :

    1. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka

    2. Adanya perasaan bahwa atasan tidak tertarik pada permasalahan bawahan.

    3. Kurangnya penghargaan & apresiasi bagi komunikasi ke atas yang dilakukan oleh bawahan/karyawan

    4. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disamapikan pegawai.

     

    PRINSIP KOMUNIKASI KE ATAS

    1. Program komunikasi ke atas yang efektif harus direncanakan & didorong atau dirangsang agar tetap muncul / tersampaikan.

    2. Program komunikasi ke atas yang efektif berlangsung secara berkesinambungan.

    3. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan saluran rutin

    4. Program komunikasi ke atas yang efektif menitikberatkan kepekaan dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih rendah

    5. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup mendengarkan secara objektif

    6. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk menanggapi masalah

    7. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan berbagai media & metode untuk meningkatkan aliran informasi.

     

    3. KOMUNIKASI HORISONTAL

    Adalah penyampaian informasi diantara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja.

     

    TUJUAN KOMUNIKASI HORISONTAL

    1. Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja

    2. Berbagi informasi mengenai rencana & kegiatan

    3. Untuk memecahkan masalah

    4. Untuk memperoleh pemahaman bersama

    5. Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan

    6. Untuk menumbuhkan dukungan antar personal

     

    BENTUK KOMUNIKASI HORISONTAL :

    Rapat komisi, interaksi pribadi, selama waktu istirahat, obrolan di telpon, memo / catatan, kegiatan sosial, lingkaran kualitas (sebuah kelompok pekerja sukareka yang berbagi wilayah tanggungjawab)

     

    4. KOMUNIKASI INFORMAL, SELENTINGAN

    Komunikasi yang dilakukan oleh orang organisasi tanpa mengindahkan posisinya dalam organisasi.
    Selentingan (Grapevine) : metode penyampaian laporan rahasia dari orang ke orang yang tidak dapat diperoleh melalui saluran biasa (Stein, 1967).
    CIRI SELENTINGAN :

    1. Melalui interaksi mulut ke mulut

    2. Bebas dari kendala organisasi & posisi

    3. Penyebaran cepat.

    4. Melalui rantai kelompok

    5. Memiliki beberapa peran.

    6. Produk situasi bukan produk orang dalam organisasi.

    7. Semakin cepat orang mengetahui peristiwa semakin cepat kemungkinan menceritakannya pada orang lain.

    8. Jika informasinya menarik, orag cenderung menyampaikan pada yang lain.

    9. Pesan selentingan cenderung cermat/jeli (walau terkadang lebih dramatik dari yg senyatanya)

    10. Informasi selentingan biasanya tidak lengkap, menghasilkan kesalahan interpretasi bahkan bila rinciannya cermat.

    11. Cenderung mempengaruhi organisasi (baik atau buruk)

     

    CARA MENANGGAPI SELENTINGAN

    1. Jagalah saluran komunikasi formal tetap terbuka yang memberi kesempatan berlangsungnya komunikasi ke atas, ke bawah, horisontal dan lintas saluran yang terus terang, cermat, dan sensitif.

    2. Efektifkan hubungan komunikasi antara atasan denga bawahan.

    3. Sampaikan bahwa atasan mengerti dan menerima informasi melalui selentingan tersebut (khususnya yg menyangkut perasaan karyawan)

  • Komorg-6 : Iklim Komunikasi Organisasi

    Date: 2014.04.05 | Category: Komunikasi Organisasi | Response: 0

    IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI

    Oleh : Akh. Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si

     

    PEMAHAMAN IKLIM

    IKLIM adalah sebuah kiasan yang menggambarkan suasana dan apa yang dirasakan nyata dalam diri dari orang-orang yang berhubungan dengan organisasi sehingga memungkinkan orang bereaksi dengan bermacam-macam cara terhadap organisasi melalui proses komunikasi.

     

    IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI

    Merupakan gabungan dari persepsi-persepsi mengenai peristiwa komunikasi khususnya persepsi mengenai pesan & peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi, perilaku manusia dalam hubungan interpersonal yang terjadi dalam organisasi melalui proses komunikasi, respon orang/ anggota terhadap yang lain dalam organisasi, harapan-harapan, suasana hubungan antarpersonal anggota organisasi termasuk konflik-konflik yang terjadi dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi.

     

    PENTINGNYA IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI

    1. IKO jauh lebih penting daripada keterampilan / teknik komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi efektif. (Redding, 1972)

    2. Mempengaruhi cara hidup kita, kepada siapa kita bicara, bagaimana kita berkomunikasi dan berinteraksi, siapa yang kita sukai, bagaimana perasaan kita, bagaimana kegiatan kerja kita dan bagaimana cara kerja kita, bagaimana perkembangan kita, apa yang ingin kit acapai, dan bagaimana cara kita menyesuaikan diri dengan organisasi.

    3. Mengaitkan konteks organisasi dengan konsep-konsep, perasaan-perasaan, pengalaman-pengalaman dan harapan-harapan anggota organisasi dan membantu menjelaskan perilaku anggota organisasi, sehingga dapat memahami dengan baik apa yang mendorong anggota organisasi untuk berikap dengan cara-cara tertentu (Poole, 1985)

    4. Dapat mengetehui bagaimana budaya organisasi itu tumbuh dan berkembang.

     

    MANFAAT IKO

    IKO memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk mengikatkan diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk meraih kesempatan dalam organisasi secara bersemangat, untuk mendukung para rekan secara dan anggota organisasi lainnya, untuk melaksanakan tugas secara kreatif, untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi penyempurnaan organisasi dan operasinya. (Guzley, 1992)

     

    MELALUI APA IKLIM KOMUNIKASI TERBENTUK ?

    1. Melalui pengalaman budaya. Iklim fisik (suatu daerah) mempengaruhi cara hidup kita (Blumenstock, 1970).

    2. Melalui praktik-praktik organisasi yang secara nyata tampak dalam keseharian aktifitas pengelolaan organisasi termasuk pengelolaan SDM maupun keuangan dsb (Poole, 1985).

    3. Hasil interaksi antara sifat-sifat organisasi dan persepsi individu begitu pula sifat / karakterdari interaksi individu organisasi secara keseluruhan (anggota maupun pimpinan organisasi). (Falcione, 1987)

     

    IKO terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengeruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan dan tindakan individu dan mempengaruhi pesan mengenai organisasi.
    IKO merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko (keputusan), mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi, secara aktif memberi penyuluhan kepada para anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi, dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. (Redding, 1972)

     

    FAKTOR ANALISIS : YANG MEMPENGARUHI IKO

    1. Tingkat Kepercayaan yang diberikan kepada anggota (baik oleh pimpinan maupun oleh sesama anggota) dalam menjalankan tugas & mengambil keputusan.

    2. Proses & model pengambilan keputusan (open/tertutup, partisipatif/instruktif), berkaita dengan gaya kepemimpinan.

    3. Pola distribusi / kejelasan pembagian kerja (job description)

    4. Arus informasi & tingkat kejelasan informasi (accessable/inaccessable)

    5. Pola komunikasi & Hubungan-hubungan dalam interaksi antarpersonal (vertikal atau horisontal) yang mempengaruhi suasana kerja (mis : keterbukaan & kejujuran, ketidakterusterangan, gosip, desas-desus, klik-klik, dsb)

    6. Program pengembangan SDM & kualitas kerja

    7. Alur dan prosedur pelaksanaan kerja/kegiatan

    8. Model Jalur koordinasi & konsultasi dalam pelaksanaan kerja

    9. Mekanisme penyampaian pendapat & tingkat kebebasan dalam menyampaikan pendapat.

    10. Program peningkatan kesejahteraan (termasuk pola jenjang karir)

     

    MEMBANGUN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI YANG KONDUSIF

    1. Openness, Keterbukaan komunikasi

    2. Sistem & prosedure yang jelas, terbuka & aspiratif.

    3. Personal excellent (hati yang bersih, jauh dari penyakit)

    4. Organizational governance

    5. Keteladanan diri (pemimpin & anggota))

     

    ORGANIZATIONAL GOVERNANCEmeliputi :

    1. Participation,

    2. rule of law,

    3. transparency, openness & trust

    4. responsiveness,

    5. consensus orientation,

    6. equality,

    7. effectiveness and effeiciency,

    8. accountability,

    9. strategic vision.

  • Fungsi Dan Tipe Organisasi

    Date: 2014.04.05 | Category: Komunikasi Organisasi | Response: 0

    FUNGSI & TIPE ORGANISASI

    Oleh : Akh. Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si

     

    A. MACAM FUNGSI ORGANISASI

    Menurut Leonard White :

    • Fungsi Lini

    • Fungsi Auxiliary

    • Fungsi Staf

     

    Fungsi Lini

    Adalah fungs yang erat hubungannya dengan pelaksanaan tugas organisasi, yaitu langsung memberikan jasa kpd masy / langsung mengatur tata kehidupan masy dlm suatu bidang.

    Pejabat fungsi lini : manajer tingkat atas, menengah, bawah.

    Diberi kewenangan resmi untuk membuat keputusan , peraturan dll, kewenangan yg dilimpahkan dari atas ke bawah.

     

    Wewenang pejabat lini

    Menurut William Newman :

    • Decision making
    • Responsibility
    • Interpreting (Menafsirkan kebijakang & menggariskan ketentuan penyelenggaraan)
    • Planning
    • Efisiensi

     

    Fungsi Auxiliary (pelayanan)

    Adalah fungsi memberikan bantuanthd pejabat lini.

    Berupa :

    • Pembiayaan
    • Tenaga pegawai
    • Perlengkapan
    • Tidak berwenang memberikan perintah/wewenang sendiri. Perintah yg diberikan atas nama pejabat lini.

    Fungsi Staf

    Adalah fungsi dalam memberikan nasihat bagi pejabat lini tapi tanpa kewenangan operasional.

    Fungsi utama staf :

    • Menelaah problem, Merencanakan, menasihati, mengamati
    • Tidak ada kewenangan untuk langsung memimpin pelaksanaan tugas.

     

    B. TIPE-TIPE ORGANISASI

    • LINE ORGANIZATION
    • LINE AND STAFF ORGANIZATION
    • FUNCTIONAL ORGANIZATION
    • COMMITTEE ORGANIZATION

    1. LINE ORGANIZATION

    Tertua, paling sederhana

    Tugas perencanaan, pengendalian berada di satu orang, line authority langsung dari pimpinan kpd bawahan.

    Ciri line organization

    • Tujuan organisasi sederhana
    • Organisasinya kecil
    • Jumlah karyawan sedikit
    • Pimpinan dan karyawan saling mengenal & dpt berhubungan setiap hari
    • Hubungan pimpinan-karyawan bersifat langsung
    • Tingkat spesialisasi, alat yg diperlukan tidak begitu tingi tdk beraneka ragam

    Kebaikan & keburukan

    • Kesatuan pimpinan
    • Garis perintah
    • Proses pengambilan keputusan
    • Pengawasan
    • Tingkat solidaritas

     

    2. Line & staff organization

    Ciri :

    • Organisasi besar, kompleks
    • Jumlah karyawan banyak
    • Daerah kerja luas
    • Hubungan kerja yg bersifat langsung tdk mungkin lagi
    • Pimpinan-karyawan bisa tidak saling mengenal
    • Spesialisasi beraneka ragam & digunakan scr optimal

    Terdapat 3 komponen utama :

    • Pimpinan (pengendali, pnanggung jawab, menetukan tuj, kebijaksanaan, keputusan)
    • Staf (pembantu pimp) : staf koordinasi (nasihat, pengawasan), staf teknik (pelayanan teknis)
    • Pelaksana : pelaksana tugas

    KEBAIKAN & KEBURUKAN

    • Ada pembagian tugas yg jelas
    • Potensi dapt dikembangkan optimal
    • Prinsip organizing dpt diterapkan
    • Pengambilan keptusan cepat, ahli
    • Koordinasi mudah, krn ada pembagian tugas
    • Moral anggota tinggi, krn sesuai keahlian

     

    3. Functional organization

    Adalah organisasi yg disusun berdasarkan sifat & macam-macam fungsi yg hrs dilaksanakan

    Ciri :

    • Pembidangan tugas scr tegas & jelas dpt dibedakan
    • Dlm melaksanakn tgs tdk banyak memerlukan koordinasi trutama pd tingkat pelaksana bwhn krn bidang tugas sdh jelas.
    • Koordinasi ada pd tingkat pimpinan
    • Pembagian unit organisasi didsrkan spesialisasi tugas
    • Para direktur mempunyai wewenang komando thd unit yg ada dibawahnya, tidak perlu atas nama direktur utama

    Dpt terlihat pd perusahaan yg bidang tugasnya dpt digariskan scr tegas, mis : unit produksi, pemasaran, keuangan, dll

    KEBAIKAN & KEBURUKAN

    • Pembidangan tugas jelas
    • Spesialisasi dapt dikembangkan optimal
    • Solidaritas /moral dalam satu bidang tinggi
    • Koordinasi dalam satu bidang mudah
    • Koordinasi menyeluruh terjadi pd tingkat pimpinan

     

    4. Committee organization

    Umumnya dibentuk dalam waktu yg terbatas untuk melaksanakan tugas2 ttt.

    Ciri :

    • Tugas tertentu, jangka waktu terbatas
    • Seluruh unsur pimp duduk dlm panitia (ketua/anggota)
    • Kepemimpinan kolektif, tanggungjwb kolektif
    • Semua anggota pimp mempunyai hak, wewenang, tggjwb yg sama
    • Pelaksana dikelompokkan menurut bidang tugas ttt yg hrs dilaksanakan dlm bentuk tugas

    KEBAIKAN & KEBURUKAN

    • Keputusan diambil scr tepat krn dibicarakan scr kolektif
    • Kemungkinan tindkan diktatoris kecil
    • Kerja sama dikalangan pelaksanan mudah
  • Teori Organisasi Dan Komunikasi Organisasi

    Date: 2014.04.05 | Category: Komunikasi Organisasi | Response: 0

    TEORI-TEORI ORGANISASI &  KOMUNIKASI ORGANISASI
    PERKEMBANGAN TEORI ORGANISASI
    (Menurut Mary Jo Hatch : dalam 4 perkembangan perspektif teori Organization ”)

     

    ASUMSI –ASUMSI PERSPEKTIF ORGANISASI

    1.KLASIK
    Asumsi : organisasi dipahami sebagai tempat (wadah) berkumpulnya orang-orang yang diikat dalam sebuah aturan-aturan yang tegas dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah terkoordinir secara sistematis dalam sebuah struktur guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    2. MODERN
    Asumsi : Organisasi sebagai sebuah jaringan sistem yang terdiri dari setidak-tidaknya 2 orang atau lebih dengan kesalingtergantungan, input, proses dan output. Menurut pandangan ini, orang-orang (komunikator) bekerjasama dalam sebuah sistem untuk menghasilkan suatu produk dengan menggunakan energi, informasi dan bahan-bahan dari lingkungan

    3. INTERPRETASI SIMBOLIK
    Asumsi : Organisasi memproduksi situasi / lingkungan/ budaya/ realitas sosial melalui pemaknaan atas interaksi dalam organisasi. Organisasi terbentuk karena adanya interaksi (komunikasi) yang terjadi antar anggota melalui pemaknaan atas simbol-simbol, baik simbol verbal maupun non verbal.

    4. POSTMODERNISME
    Asumsi : postmodernisme mencoba untuk mengkritisi (melakukan penentangan thd) perspektif modernisme yang menempatkan organisasi dalam bentuk sistem yang rasional empiris. Sistem dalam pengertian modernisme adalah hubungan rasional dari berbagai unsur yang ada dalam organisasi yang cenderung mengesampingkan intuisi dan pengalaman individu. Postmodernisme juga menganggap bahwa organisasi sebagai tempat terjadinya negosiasi kekuasaan, dominasi kelompok dan pertarungan kepentingan sehingga perlu adanya rekonstruksi kekuasaan. Untuk itu postmodernisme mencoba memberikan ruang pada munculnya partisipasi anggota organisasi.
    PERKEMBANGAN TEORI ORGANISASI (Menurut Wayne Pace : Di antara 2 Paradigma)

    A. TEORI STUKTURAL KLASIK (Objektivisme)

    1. ORGANISASI SOSIAL
    merujuk pada pola-pola interaksi sosial yang terjadi dalam sebuah kelompok sosial, yaitu kelompok atau kumpulan orang yang terbentuk atas dasar kesamaan kepentingan yang saling berhubungan dan melakukan interaksi sosial. Hubungan yang terjadi ini menghasilkan aspek status sosial yang berbeda. Jaringan hubungan & kepercayaan bersama suatu kelompok ini yang biasanya disebut dengan struktur.

    2. ORGANISASI FORMAL (BIROKRASI)
    KARAKTERISTIK BIROKRASI WEBER :

    1. Suatu organisasi terdiri dari hubungan yang ditetapkan antara jabatan-jabatan.
    2. Tujuan / rencana organisasi terbagi ke dalam tugas- tugas yang disalurkan di antara berbagai jabatan sebagai kewajiban (jod description).
    3. Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan (saat sah menduduki jabatan).
    4. Garis2 kewenangan & jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis.
    5. Suatu sitem aturan/regulasi yang umum tapi tegas yang ditetapkan secara formal, mengatur tindakan2 & fungsi jabatan dalam organisasi.
    6. Prosedur dalam organisasi bersifar formal dan impersonal.
    7. Adanya prosedur untuk menjaga disiplin anggota.
    8. Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi.
    9. Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi teknis.
    10. Penilaian kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.
    MANAJEMEN ILMIAH TAYLOR
    Unsur Kunci :

    Pembagian Kerja : berkenaan denan bagaimana tugas, kewajiban dan pekerjaan organisasi didistribusikan (disinilah bagaimana jalur dan pola komunikasi berlangsung).

    Proses Skalar – fungsional : berkenaan dengan rantai perintah / dimensi vertikal organisasi yang menunjukkan proses fungsional dan jalur horisontal organisasi.

    Struktur : hubungan logis antara berbagai fungsi dalam organisasi. Teori klasik fokus pada dua stuktur dasar : lini (garis komando / pimpinan/decition maker) & staf (garis koordinatif / pelaksana tugas/follower)

    Rentang Kendali/pengawasan (span of control) : menunjukkan jumlah bawahan yang berada di bawah pengawasan seorang atasan. Efektifitas pengawasan organisasi tergantung pada besar kecilnya jumlah rentang kendali yang ada.

    B. TEORI TRANSISIONAL

    TEORI PERILAKU
    1.1. Teori Komunikasi-Kewenangan : Chester Barnard
    – Organisasi formal : suatu sistem kegiatan dua orang atau lebih yang dilakukan secara sadar dan terkoordinasikan.
    – Menitikberatkan konsep sistem dan konsep orang.
    Eksistensi organisasi bergantung pada kemampuan manusia untuk berkomunikasi dan kemauan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sama. – – Fungsi utama pimpinan adalah mengembangkan & memelihara suatu sistem komunikasi.
    Teori Penerimaan Kewenangan

    Empat syarat seseorang mau menerima pesan otoritatif :

    • Orang tersebut memahami pesan yang dimaksud.
    • Orang tersebut percaya bahwa pesan itu tidak bertentangan dengan tujuan organisasi.
    • Orang tersebut percaya (pada saat memutuskan bekerja sama) bahwa pesan yang dimaksud sesuai dengan minatnya.
    • Orang tersebut memiliki kemampuan fisik dan mental untuk melaksanakan pesan (sesuai dengan kompetensi dirinya).

    Teori Hubungan Manusia : Elton Mayo

    Melakukan penelitian di kompleks Hawthorne milik Western Electric Company
    Efek Hawthorne :
    Perhatian terhadap orang-orang boleh jadi mengubah sikap & perilaku pekerja.
    Moral dan produktifitas dapat meningkat apabila para pegawai mempunyai kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain.
    “kondisi kerja yang menyenangkan, bebas dan membahagiakan dapat meningkatkan produktifitas”.

    Teori Fusi Bakke
    Proses Fusi :
    Organisasi, hingga tahap tertentu, mempengaruhi individu, sementara pada saat yang sama individupun mempengaruhi organisasi.
    Organisasi yang dipersonalisasikan oleh setiap ndividu pegawai dan individu yang disosialisaikan oleh organisasi. Karena itu setiap pegawai menunjukkan ciri-ciri organisasi, dan setiap jabatan tampak unik seperti individu yang mendudukinya. Setelah fusi, setiap pegawai tampak menyerupai organisasi, dan setiap jabatan dalam organisasi dimodifikasi sesuai dengan minat khusus individu.

    Teori Peniti Penyambung (The Linking Pin Model) Rensis Likert
    Konsep ini berkaitan dengan kelompok yang tumpang tindih dalam peran (sebagai pemimpin untuk unit yang lebih rendah dan sebagai anggota unit yang lebih tinggi)
    Menunjukkan hubungan antar kelompok. Organisasi berorientasi pada hubungan ke atas dalam hal : komunikasi, pengaruh pengawasan dan pencapaian tujuan organisasi

    TEORI SISTEM
    “Satu-satunya cara yang bermakna untuk mempelajari organisasi … adalah sebagi suatu sistem” (Scott, 1961)

    Bagian-bagian dalam organisasi merupakan sebuah sistem, berupa individu dan kepribadiannya, struktur formal, pola interaksi informal, pola status & peranan, lingkungan fisik pekerjaan. Inilah yang disebut sistem organisasi.

    Konsep sistem fokus pada pengaturan, interakis, pola komunikasi dan hubungan antara bagian-bagian & dinamika hubungan tersebut yang menumbuhkan kesatuan / keseluruhan

    Dalam sistem terdapat hubungan interdependensi diantara komponen / bagian suatu sistem (subsistem)
    Suatu perubahan pada suatu bagian/komponen akan membawa perubahan pada setiap komponen lainnya dalam keseluruhan sistem.

    Salah satu tokoh Teori Sistem Umum : Bertalanffy, mengindentifikasina beberapa prinsip yang berlaku bagi semua jenis sistem yakni bahwa mesin, organisme dan organisasi memiliki proses serupa dan dapat diuraikan dengan prinsip-prinsip yang sama Read the rest of this entry »

  • Pengantar Komunikasi Organisasi

    Date: 2014.04.05 | Category: Komunikasi Organisasi | Response: 0

    KOMUNIKASI ORGANISASI

    Oleh : Akh. Muwafik Saleh. S.Sos., M.Si.

     

    DESKRIPSI KAJIAN

    Mata kuliah ini mengkaji tentang pengertian, sifat, konsep-konsep dasar organisasi dan teori-teori dasar dalam komunikasi organisasi serta mengkaji tentang berbagai permasalahan komunikasi dalam organisasi seperti dalam proses pengambilam keputusan, motivasi, kerja sama, konflik dan budaya organisasi.

     

    PARADIGMA KOMUNIKASI & ORGANISASI

    1. PARADIGMA POSITIVISTIK / OBJEKTIF / MEKANISTIK / SCIENTIFIC /STRUKTURALISTIK. Pandangan ini mengasumsikan bahwa “orang-orang dapat menjauhkan diri mereka dari bias-bias mereka dan bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penilaian”. Sehingga manusia tidak memiliki kebebasan dalam mengekspresikan pemahamannya.

    Perilaku manusia dicipta / ditentukan / dikendalikan / dikonstruksi oleh lingkungan (realitas sosial) dan Manusia adalah produk lingkungannya.

    Realitas adalah sesuatu yang sudah terstruktur (sudah ada) dan kita harus menemukannya.

    Menekankan lingkungan sebagai suatu faktor penentu dalammenjelaskan perilaku manusia. Keberhasilan manusia tergantung pada sejauhmana dirinya beradaptasi dengan lingkungannya/ realitas yang ada.

    Tindakan seseorang itu haruslah bertujuan, goal oriented, rasional serta ditentukan oleh lingkungan.

     

    2. PARADIGMA HUMANISTIK / SUBJEKTIF / TRANSAKSIONAL. Mengasumsikan bahwa pengetahuan tidak mempunyai sifat yang objektif dan tidak selamanya absolut (tetap) melainkan dapat berubah sesuai dengan perkembangan pemikiran manusia yang bebas.

    Manusia yang menentukan dan mencipta / mengkontruksi lingkungan (realitas sosial) sesuai dengan kreatifitasnya.

    Realitas adalah suatu proses kreatif yang memungkinkan manusia / kita menciptakannya.

    Manusia punya perasaan yang lebih aktif dan kreatif. Kreasi manusia bukanlah produk lingkungan, namun mereka mencipta lingkungan. Manusia hidup dalam lingkungan simbolik dan dapat ditafsirkan dari berbagai cara. Manusia mencipta lingkungan/ realitas juga melalui penggunaan simbol.

    Tindakan seseorang itu muncul dari proses sosial dalam interaksi manusia, artinya perilaku yang berkembang yang bergantung pada konstruksi sosial yang terjadi selama proses interaksi.

     

    SIFAT KOMUNIKASI ORGANISASI

    • Komunikasi organisasi tampak pada struktur
    • Komunikasi dalam organisasi berfungsi mencapai tujuan sistem organisasi
    • Komunikasi adalah organisasi itu sendiri
    • Komunikasi organisasi menjelaskan hubungan antar individu dalam organisasi
    • Komunikasi organisasi menggambarkan dinamika kelompok
    • Komunikasi organisasi membangun eksistensi organisasi.

     

    Komunikasi sebagai proses penciptaan makna atas interaksi dalam organisasi, dimana komunikasi adalah organisasi itu sendiri (perilaku pengorganisasian). Organisasi dipahami sebagai orang-orang yang berinteraksi dan memberi makna kepada interaksi tersebut. Sehingga komunikasi sbg pembentuk organisasi.

    Komunikasi berpusat pada simbol-simbol dalam interaksi organisasi.

    Menekankan pada bagaimana perilaku / tindak komunikasi yang berlangsung dan ditampilkan dalam organisasi (baik verbal, non verbal termasuk penampilan fisik seperti pakaian, warna, letak, suasana dan konsep/nilai) mencipta makna dan budaya dalam organisasi.

    Dalam pengambilan keputusan, maka komunikasi dipandang sebagai landasan keputusan.

    Komunikasi dipandang sebagai pencipta organisasi itu sendiri, mencipta budaya, mencipta nilai dan perilaku.

     

    TERIMA KASIH