Archive for April, 2014
-
KAP 1 : The Nature of Interpersonal Communication
KARAKTERISTIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
OLEH : Akh. Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si.AKSIOMA KOMUNIKASI RELATIONAL Watzlawick, Beavin, Jackson
• Orang tidak bisa tidak berkomunikasi
• Setiap percakapan (betapapun singkatnya) meliputi dua pesan : Pesan isi (contens message) dan pesan hubungan(relationship message)
• Interaksi selalu diorganisasikan ke dalam pola-pola yang mempunyai arti bagi para komunikator. (Hal ini tergantung persepsi masing-masing thd perilaku).
• Orang menggunakan kode digital (bahasa : verbal) analog (bahasa tubuh, simbol, pengungkapan perasaan)
• Komunikasi berhubungan dengan pencocokan/pengaitan pesan-pesan di dalam suatu interaksi. (komunikator mungkin merespon dengan cara yg sama/meminimalkan perbedaan = hubungan simetris. Perbedaan respon komunikator dimaksimalkan = hubungan komplementer).DEFINISI KOMUNIKASI ANTARPERSONAL, Bachmer, Capella, Miller , Mengajukan 3 Definisi berdasarkan :
a. KOMPONEN (COMPONENTIAL)
b. HUBUNGAN DIADIK (RELATIONAL / DYADIC)
c. PENGEMBANGAN (DEVELOMENTAL), yaitu : Menurut Gerald Miller, akhir dari perkembangan komunikasi impersonal. 3 faktor kategoris :
• Data psikologis, mis : sosiologis, pendidikan, pekerjaan dsb
• Pengetahuan menjelaskan (explanatory knowledge), mis : alasan suatu perilaku.
• Aturan (pribadi, sosial), mis : kesesuai norma, adat, kultur.CIRI KOMUNIKASI ANTARPERSONAL
•MENURUT REARDON (1987)
1. Dimotivasi atas banyak faktor
2. Berdampak : disengaja / tidak disengaja
3. Berbalas-balasan
4. Mengisyaratkan hubungan antarpribadi (diadik)
5. Berlangsung dalam suasana bebas, variasi.
6. Menggunakan pelbagai lambang yang bermakna•MENURUT EVERT. M. ROGERS (1988) :
1. Arus pesan cenderung dua arah.
2. Konteks komunikasi : tatap muka
3. Tingkat umpan balik yang tinggi
4. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas sangat tinggi.
5. Kecepatan untuk menjangkau sasaran yang besar sangat lamban.
6. Efek yang terjadi antara lain perubahan sikap.KARAKTERISTIK HUBUNGAN ANTAR PRIBADI
• Menurut De Vito ada dua karakteristik :
• Berlangsung melalui beberapa tahap. Mulai tahap kontak awal sampai tahap pemutusan (dissolution)
• Berbeda-beda dalam hal keluasan (breadth) dan kedalaman (depth)
• Breadth : banyaknya topik yang dikomunikasikan
• Depth : derajat dalamnya “kepersonalan” (inti individu.KOMPONEN /ELEMEN KAP :
1. Source/receiver,
2. Encoding-decoding : producing (speaking-writing), understanding massage (listening-reading).
3. Competence : ability to communicate effectively (knowledge/skill)
4. Message
5. Feedback (positive – negative)
6. Channel
7. Noise -
SAP KAP 2009
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
MATA KULIAH : KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (KAP)
NOMOR KODE / SKS : 3 (3-0)
DOSEN PENGAMPU : AKH. MUWAFIK SALEH, S.Sos, M.SiSTRATEGI PERKULIAHAN :
1.Perkuliahan dilakukan melalui metode ceramah, diskusi dan presentasi
2.Untuk memberikan pemahaman, mahasiswa diharapkan dapat mempersiapkan materi dan melakukan presentasi sebelum perkuliahan dimulai.
3.Mahasiswa melakuakan analisai teoritik dan studi kasus terhadap berbagai persoalana komunikasi Antarpribadi melalui pembuatan makalah dan analisa kasus.RANCANGAN TOPIK BAHASAN PERKULIAHAN :
1.Kesepakatan Kontrak Belajar dan Pengantar Umum Mata Kuliah Komunikasi Antar Pribadi (KAP)
• Kesepakatan aktivitas perkuliahan (kontrak belajar)
• AMBAK, maksud, tujuan , manfaat mata kuliah KAP
• Pokok-pokok pikiran dan pembahasan mata kuliah KAP2.Ciri–ciri Komunikasi Antar Pribadi
• Ciri komunikasi antar personal
• Elemen penting dalam komunikasi antar pribadi
• Aksioma dalam komunikasi antar personal
• Referensi : Joseph A Devito. The interpersonal communication book hal. 4-333.The Self (diri) dalam komunikasi antar pribadi 1
• Dimensi diri : self concept, self awareness, self esteem
• Johari window consept
• Referensi : Joseph A Devito. The interpersonal communication book hal. 63-894.The Self (diri) dalam komunikasi antar pribadi 2
• Self dislosure (pengungkapan diri)
• Communication apprehension
• Referensi : Joseph A Devito. The interpersonal communication book hal. 63-895.Teori-teori dasar dalam komunikasi antar pribadi
• Self disclosure theory
• Atribution theory
• Social penetration theory
• Uncertainty Reduction theory
• Referensi : Stephen w. Littlejohn, Theories of Human Communications . Seventh Edition (Chapter 5,6,7)6.Presentasi Teori-teori dasar dalam komunikasi antar pribadi
7.Persepsi dalam KAP
• Tahap & Proses persepsi
• Proses perseptual
• Referensi : Joseph A Devito. The interpersonal communication book, Joseph A Devito. Human Communication (terjmhn : Komunikasi antar manusia) hal :259 & 264, Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi suatu pengantar.8.Pesan dan Makna (message and meaning)
• Pemahaman pesan dan makna
• Ciri-ciri makna (meaning)
• Karakteristik pesan
• Referensi : Stephen w. Littlejohn, Theories of Human Communications . Seventh Edition , Joseph A Devito. The interpersonal communication book9.Pesan verbal (verbal message)
• Bahasa dalam pesan verbal
• Hambatan dalam interaksi bahasa verbal
• Prinsip-prinsip bahasa dan interaksi verbal : berdusta, self talk, gosip dll.
• Referensi : Joseph A Devito. The interpersonal communication book, Josep A Devito. Human Communications10.Komunikasi non verbal (non verbal communications)
• Fungsi komunikasi non verbal
• Universalisme komunikasi non verbal
• Komunikasi tubuh, wajah dan mata
• Ruang, zona, sentuhan
• Parabahasa (paralanguage)
• Referensi : Joseph A Devito. The interpersonal communication book, Josep A Devito. Human Communications, Allan Pease. Body Language. Sheldon Press. London (1981)., David Lambert. Gem Body Language. Harercollins Publishers. Ltd (1996).11.Komunikasi antar pribadi dalam berbagai hubungan
• Tipe persahabatan, budaya dan gender
• Cinta, budaya dan gender
• Komunikasi dalam hubungan keluarga
• Djalaluddin Rahmad. Psikologi Komunikasi.
• Referensi : Joseph A Devito. The interpersonal communication book, Josep , DR. A. Supratiknya. Komunikasi Antarpribadi : Tinjauan Psikologis. Penerbit Kanisius.(1995)12.Konflik dalam hubungan antarpribadi
• Pemahaman alamiah konflik
• Tahap resolusi konflik
• Strategi manajemen konflik
• Referensi : Joseph A Devito. The interpersonal communication book, Josep A Devito. Human Communications, DR. A. Supratiknya. Komunikasi Antarpribadi : Tinjauan Psikologis. Penerbit Kanisius.(1995)13.Power (pengaruh / kekuasaan) dalam hubungan antarpribadi
• Prinsip-prinsip power
• Tipe-tipe power dalam KAP
• Mengkomunikasikan power (pengaruh)
• Referensi : Joseph A. De Vito. The Interpersonal Communication Book . Fifth Edition14.Presentasi tugas
-
Komorgan10 – Budaya Organisasi
ORGANIZATION CULTURE
Oleh : AKh.Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si
DEFINISI
“culture can be defined as the shared philosophies, ideologies, values, assumption, expectation, attitudes and norm that knit a community together
(Kilam Saxton dan Serpa)
Budaya merujuk pada hasil interaksi antar individu dengan serangkaian jejak-jejak makna (web meaning) yang ditinggalkannya, baik berupa bahasa, nilai-nilai, norma-norma, simbol-simbol, seni maupun peninggalan-peninggalan fisik lainnya.
KARAKTERISTIK BUDAYA
1. Mempelajari budaya diperlukan dan diwujudkan dalam belajar observasi dan pengalaman.
2. Saling berbagi, individu dalam kelompok, keluarga dan masyarakat saling berbagi budaya.
3. Transgenerasi, merupakan kumulatif dan melampaui generasi satu ke generasi lain.
4. Persepsi pengaruh, membentuk perilaku dan struktur bagaimana seseorang menilai dunia.
5. Adaptasi, budaya didasarkan pada kapasitas seseorang berubah atau beradaptasi.
Gareth Morgan menjelaskan :
1. Pengertian bersama, pemahaman bersama dan penerimaan akal bersama semuanya adalah cara-cara yang berbeda untuk menggambarkan budaya.
2. Dalam berbicara tentang budaya kita benar-benar berbicara tentang sebuah proses pembangunan realita yang memungkinkan orang melihat dan memahami peristiwa-peristiwa, tindakan-tindakan, objek-objek, ungkapan-ungkaan, atau situasi-situasi tertentu dengan cara-cara tertentu pula.
3. Pola-pola pemahaman ini juga memberikan sebuah dasar supaya perilaku seseorang menjadi masuk akal dan berarti.
William M. merumuskan budaya organisasi sebagai
“suatu ekspresi kombinasi pengaruh dari keyakinan dasar organisasi, nilai-nilai, harapan dan pola tindakan tertentu”.
Menurut Goldstein, budaya organisasi adalah “totalitas pola perilaku dan karakteristik pola pemikiran dari karyawan suatu organisasi, keyakinan, pelayanan, perilaku dan tindakan karyawan
UNSUR-UNSUR BUDAYA DALAM ORGANISASI
1. pendiri organisasi.
2. pengalaman organisasi menghadapi lingkungan eksternal
3. karyawan dan hubungan kerja mereka
KARAKTERISTIK BUDAYA ORGANISASI STEPHEN ROBBIN
(1) inisiatif individual. Tingkat tanggungjawab, kebebasan dan keindependenan yang dimiliki individu;
(2) toleransi terhadap tindakan resiko. Sejauhmana karyawan dianjurkan untuk bertindak agresif, inovatif dan mengambil resiko;
(3) arah. Sejauhmana karyawan tersebut menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan mengenai kinerja;
(4) integrasi. Tingkat sejauhmana unit-unit dalam organisasi di dorong untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi;
(5) dukungan dari manajemen. Tingkat sejauhmana para manajer memberi komunikasi yang jelas, bantuan, serta dukungan terhadap bawahan mereka;
(6) kontrol. Jumlah peraturan dan pengawasan langsung digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku karyawan;
(7) identitas. Tingkat sejauhmana karyawan mengidentifikasikan dirinya secara keseluruhan dengan organisasinya daripada dengan kelompok kerja tertentu atau dengan bidang keahlian profesional lainnya;
(8) sistem imbalan. Tingkat sejauhmana alokasi imbalan (misalnya kenaikan gaji, promosi) didasarkan atas kriteria kinerja karyawan sebagai kebalikan dari senioritas, sikap pilih kasih dan sebagainya;
(9) toleransi terhadap konflik. Tingkat sejauhmana para karyawan di dorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka, dan;
(10) produksi; langkah-pola komunikasi.Tingkat sejauhmana komunikasi organisasi dibatasi oleh hirarki kewenangan yang formal
CIRI BUDAYA ORGANISASI (O’Reilly dalam Judge & Cable)
1. Inovasi. Tingkat sejauhmana organisasi mendukung pengambilan resiko, eksperimentasi, dan mengabaikan kehati-hatian, kemantapan atau keamanan.
2. Perhatian terhadap detail. Tingkat sejauhmana organisasi membiarkan karyawan melakukan analisis, perhatian ke detail dan kecermatan.
3. Orientasi hasil. Tingkat sejauhmana organisasi berorientasi pada kinerja, menuntut hasil dan mendukung harapan yang tinggi.
4. Keagresipan. Tingkat sejauhmana organisasi menekankan pada keagresipan, kompetisi dan memanfaatkan kesempatan.
5. Dukungan. Tingkat sejauhmana organisasi mendorong, mendukung penyebaran informasi dan menghargai kinerja yang baik.
6. Perhatian pada ganjaran. Tingkat sejauhmana organisasi memberi nilai gaji yang tinggi terhadap kinerja dan pengembangan profesional.
7. Orientasi tim. Tingkat sejauhmana organisasi berorientasi tim dan mendukung kolaborasi.
8. Ketegasan. Tingkat sejauhmana organisasi mempunyai ketegasan nilai, dapat diperkirakan (predictability) dan rendah konflik.
Bagaimana Budaya Organisasi Terbentuk ?
- Budaya terbentuk dari berbagai simbol, ritual dan upacara, tata nilai, keyakinan, gagasan, makna dan pola perilaku yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. pola interaksi, komunikasi, sikap, cara kerja dan nilai yang ditampilkan secara terus-menerus dalam kehidupan organisasi oleh orang-orang organisasi menjadi kebiasaan dan budaya yang melekat pada organisasi tersebut.
- Budaya seringkali juga tercermin dari orang-orang yang ditokohkan oleh suatu komunitas tertentu.
- Budaya organisasi adalah hasil proses interaksi anggota organisasi dengan segala bentuk hubungan dan komunikasi yang dilakukannya dalam sebuah proses pembelajaran bersama yang menghasilkan nilai-nilai dan norma-norma yang disepakati dan menjadi pedoman bersama dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
Bagaimana Budaya Organisasi Terbentuk ? menurut Pacanowsky dan O’Donnell-Trujillo :
- Ritual
- yaitu suatu tindakan atau aktivitas yang diulangi secara teratur, familiar dan rutin, seperti melaui rapat-rapat, pertemuan-pertemuan baik formal maupun nonformal.
- Gairah – cerita,
- artinya suatu aktivitas yang membuat tugas rutin dan membosankan menjadi menarik dan menggairahkan
- Sosialitas
- adalah suatu tampilan yang menciptakan sebuah sense kelompok menyangkut identifikasi kelompok ataupun aturan-aturan sosial dalam bentuk yang lebih santai seperti basa-basi atau canda / humor, obrolan ngawur atau ringan.
- Politik organisasi,
- berupa bagaimana pengaruh dan kekuasaan itu dijalankan.
- Enkulturasi
- atau proses-proses “pengajaran” budaya pada para anggota organisasi. Enkulturasi sifatnya berlanjut, misalnya orientasi bagi anggota baru
Domain” Budaya Organisasi , menurut John Van Maanen dan Stephen Barley :
- konteks ekologis (ecological context), adalah berupa dunia fisik, yang meliputi lokasi, waktu dan sejarah, serta konteks sosial dimana organisasi beroperasi.
- interaksi diferensial (differential interaction). Perbedaan masing-masing budaya yang hidup secara internal pada diri individu organisasi tentu pula memberikan pengaruh pada budaya organisasi yang tercipta.
- pemahaman kolektif (collective understanding) yaitu cara-cara umum untuk menginterpretasikan peristiwa. Dimana kandungan dari pada budaya adalah, nilai-nilai, ide-ide, tujuan-tujuan dan praktek-praktek ritual yang dilakukan secara konsisten oleh suatu organisas
- domain individual. Terkadang dalam sebuah organisasi individu seorang pimpinan merepresentasikan budaya organisasi tersebut khususnya untuk tipe kepemimpinan yang kharismatik ataupun autokratik.
Fungsi Budaya Organisasi :
- Budaya melakukan sejumlah fungsi di dalam sebuah organisasi (Robbin, 1996), yaitu:
- Budaya berperan menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara suatu organisasi dan organisasi lain.
- Membawa suatu rasa identitas bagi anggota organisasi.
- Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada suatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
- Meningkatkan kemantapan sistem sosial. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan karyawan.
- Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
-
Dinamika Kelompok
DINAMIKA KELOMPOK
Oleh : Akh. Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si
Pengertian
Interaksi antara kebutuhan2 perorangan, tujuan & peranan kelompok, norma2, & konflik dalam berfungsinya kelompok
REALITAS DALAM KELOMPOK
- Peranan/ kegiatan yg dilaksanakan oleh anggota kelompok
- Norma2 / perbedaan dlm status yg tumbuh ketika para anggota berinteraksi
- Konflik yg muncul dari tekanan untuk bersaing/kerja sama
TUJUAN DINAMIKA KELOMPOK
- Untuk mempertahankan kelompok/tim agar tetap utuh & berfungsi lancar (soliditas & solidaritas)
- Untuk mempertahankan agar kelompok/tim melaksanakan pekerjaan yg mereka hadapi (problem solving)
TAHAP PEMBENTUKAN TIM EFEKTIF
- Forming phase (uji coba)
- Storming phase (pengenalan)
- Norming phase (pembinaan hubungan)
- Performing phase (kesepakatan)
- Maturity phase (saling memahami)
Forming phase
- Pada tahap ini disebut juga dengan tahap uji coba,
- tahap ini masing‑masing individu masih belum saling mengenal dengan baik (tahap awal perkenalan individu) dan
- masih mencoba untuk saling mendekati diri agar dapat saling mengenal antar individu.
- Pada tahap ini masih ada “ego”, perasaan dirinya merasa “lebih” dari yang lain.
Storming phase
- Dalam tahap ini individu‑individu sudah mulai mengenal yang lain, sehingga muncul beberapa hal yang menurut dirinya tidak ideal seperti yang dia inginkan,
- muncul konflik/masalah dalam hubungan antar pribadi.
- Maka pada tahap ini individu/ kelompok mulai mencoba mengatasi kericuhan dalam tubuh sendiri.
Norming phase
- Yaitu tahap masa percobaan dalam membina hubungan antar individu.
- Konflik sudah dapat diatasi & mampu melihat konflik sbg kebutuhan untuk melihat dari berbagai segi.
- Pada tahap ini masing‑masing individu mulai mencoba menjalin hubungan yang baik
- membuat kesepakatan bersama tentang nilai‑nilai yang mungkin dalam melanggengkan kerja dalam kelompok tersebut.
- Mulai berbagi perasaan, gagasan, umpan balik, mulai merasa cocok dengan lingkungan.
- A Happy circle, terikatan moral, interaksi tinggi
Performing phase
- Setelah antar individu terjadi kesepakatan dan mulai mengenal dengan baik serta mulai memahami dan menghargai antar karakter dan posisi masing‑masing, maka disinilah mulai terlihat efektifitas saling bekerja sama.
- Mengembangkan proses pelaksanaan tugas
- Ada dukungan untuk mencoba-coba cara alternatif
- Anggota tim saling bergantung & mandiri.
Maturity phase
- Tahap kedewasaan yang ditandai dengan upaya saling memahaini, menghargai, membantu, unjuk kerja secara positif, dan selalu melakukan sesuatu yang terbaik dan memberikan kemanfaatan yang banyak untuk orang lain.
- Pada tahap ini budaya organisasi (culture of organisation)positif akan tercipta dengan baik.
- Pelaksanaan aktifitas kerja tim terstruktur, terkoordinir dan terdistribusikan dengan baik berdasar kemampuan masing‑masing yang setiap midividu berupaya terbaik untuk saling memahami, membantu dan saling memberikan yang terbaik untuk yang lain (Mutual simbiolism)
SYARAT PEMBENTUKAN KELOMPOK
- Adanya ketergantungan yang sifatnya positif (positive interdependency).
- Keandalan individu (individual accountability).
- lnteraksi langsung (face-to-face interaction).
- Ketrampilan kerjasama (collaborative skills).
- Proses kelompok (group processing).
Janis’ Theory of Groupthink
suatu cara yang cepat dan mudah untuk merujuk pada sebuah cara berfikir yang dipakai oleh orang (anggota kelompok) saat mereka terlibat secara mendalam di dalam sebuah in-group yang kompak (kohesif), bila usaha-usaha para angotanya untuk mencapai kesepakatan mengalahkan motivasi mereka untuk secara realistik memperhitungkan tindakan-tindakan alternatif
Groupthink Ditandai Oleh Beberapa Gejala
- Ilusi ketidakrentanan (illusion of invulnerability),
- Rasionalisasi tindakan (rationalize),
- Penanaman moralitas (inherent morality),
- Stereotyped
- Tekanan langsung (direct pressure)
- Penyensoran diri (Self-censorship) dari ketidaksepakatan.
- Ilusi kesepakatan (illution of unanimity)
- Munculnya pengawal pikiran (mindguards)
PERANAN FUNGSIONAL TIM
a. PERANAN TUGAS
Menawarkan gagasan, metode, rencana, meminta informasi & pendapat, mendorong orang untuk maju, menangani tugas sesuai prosedur.
b. PERANAN PEMELIHARAAN
Memberi pujian, menunjukkan kehangatan, menengahi perbedaan, mendengarkan orang lain, menerima keputusan kelompok, humor, andil dalam tim, berkontribusi.
c. PERANAN MENGGANGGU
Menentang, menghambat, menyerang kedudukan, memaksakan superioritas untuk mengendalikan, mengolok-olok, membujuk, kelakar tidak sopan dsb
-
Dasar PR-9 : Community Relations
COMMUNITY RELATIONS
Oleh : Akh. Muwafik Saleh, S.Sos,. M.Si
BATASAN & PENGERTIAN
- KOMUNITAS : ( STEWART E.PERRY )
a. komunitas adalah orang yang saling berhubungan berdasarkan nilai-nilai dan kepentingan bersama yang khusus atau interaksi dalam struktur sosial yang berdiam pada lokasi yang berbeda namun dipersatukan oleh kepentingan & nilai yang sama.
b. komunitas adalah orang yang berhubungan satu sama lain karena didasarkan pad lokalitas tertentu yang sama yang karena kesamaan lokalitas itu secara tak langsung membuat mereka mengacu pada kepentingan dan nilai-nilai yang sama.
- KOMUNITAS adalah semua stakeholder yang dilayani organisasi.
- Komunitas berdasar karaktersitik relasi di dalam komunitas tsb :
1. Komunitas sebagai pengelompokan lokal yg didasarkan pd kedekatan & kadang2 relasi tatap muka (mis : komunitas lokal, komunitas pekerja)
2. Komunitas sebagai kelompok kepentingan (mis : komunitas penelitian, bisnis, etnis dsb).
3. Kualitas relasi di dalamnya dalam bentuk keterikatan smoral dan emosional (mis : mengacu pada identitas, nilai & tujuan bersama dsb)
- COMMUNITY RELATIONS (JEROLD) :peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi & komunitas
- COMMUNITY RELATIONS (DEMARTINIS) : cara interaksi dengan berbagai publik yang saling terkait dengan operasi organisasi.
- adalah program yang dirancang untuk menjalin hugb baik antara organisasi dengan komunitasnya sehingga tercapai sikap saling pengertian dan tujuan organisasi.
Hubungan organisasi & komunitas
- Hubungan Organisasi dg komunitas adalah wujud tanggung jawab sosial organisasi. Menurut Daugherty (2003) konsep ini sebagai respon thd nilai-nilai yang berubah dalam masyarakat kaitannya dengan isu-isu sosial (mis : kesempatan kerja, lingkungan hidup, keamanan produk).
- Faktor yang mempengaruhi perubahan tsb menurut Godeke, al :
1. Globalisasi (ekspansi bisnis yang mendunia)
2. Peningkatan harapan masyarakat (konsumen).
3. Menguatnya masyarakat madani dan LSM yang makin berdaya.
4. Pengaruh meningkatnya gerakan lingkungan, yang menekankan transparansi, keberlanjutan, akuntabilitas.
5. Pasar untuk tenaga kerja berbakat, yang memberi punishment bagi perusahaan yang mengabaikan masalah sosial.
Tahap perkembangan tanggung jawab sosial & community relations
w1960-1970 : CR dan pemberian sumbangan sebagai respon atas kebutuhan/tekanan lokal dan manajemen senior (CEO).
w1980-1990 : CR dengan “model kewarganegaraan Korporat” yang didasarkan pada isu-isu etis. (mis : tanggungjawab thd lingkungan, peluang kerja masy sekitar)
w1999 : CR mengembangkan aliansi strategis yang terkait erat dengan tujuan organisasi (mis : Dewan sekolah, komisi pelayanan publik dsb)
Bentuk kegiatan Community Relations
- Memberikan bantuan untuk keluarga berpendapatan rendah, sponsorship, memberikan pelatihan keterampilan pd masy sekitar, pemberian donasi
- Menunjang kepentingan budaya, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan komunitas, pengembangan ekonomi, pengembangan sosial.
- Pemberian beasiswa, pengembangan penelitian lokal/internasional, pengembangan prestasi (mis : nobel/ Award) dsb.
- Membangun kemitraan (patnership) = hubg setara dan keterlibatan, melalui :
1. Prakarsa komersial / keterlibatan kerja
2. Investasi ekonomi (termasuk pemberian hadiah, sumbangan,pengembangan ekonomi komunitas).
3. Upaya peningkatan kualitas kerja (mis : komisi pemantau, monitoring dsb).
TUGAS :
- CARI CONTOH BERBAGAI MACAM KEGIATAN CSR YANG DILAKUKAN OLEH PERUSAHAAN. (dapat berbentuk news, laporan kegiatan CSR dsb)
- BUATLAH KONSEP KEGIATAN CSR BAGI SEBUAH ORGANISASI / PERUSAHAAN BERDASARKAN IDE KELOMPOK ANDA
- TUGAS ANDA HARUS DI UPLOAD (pada komentar) HARI INI JUGA PADA BLOG : muwafikcenter.blogspot.com
-
MCP 5 – Corporate Social Responsibility
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Oleh : Akh. Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si
DEFINISI CSR
- adalah komitmen dari bisnis/perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas (World Business Council on Sustainable Development )
- adalah tanggung jawab perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan dan harapan stakeholders sehubungan dengan isu-isu etika, sosial dan lingkungan, di samping ekonomi
- Merupakan komitmen bisnis untuk berperan untuk mendukung pembangunan ekonomi, bekerjasama dengan karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat luas, untuk meningkatkan mutu hidup mereka dengan berbagai cara yang menguntungkan bagi bisnis dan pembangunan. (Petkoski dan Twose, 2003)
- Green Paper Komisi Masyarakat Eropa 2001 dinyatakan bahwa kebanyakan definisi tanggungjwab sosial korporat menunjukkan sebuah konsep tentang pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan para stakeholder-nya. Ini setidaknya ada dua hal yang terkait dengan tanggungjawab sosial korporat itu yakni pertimbangan sosial dan lingkungan hidup serta interaksi sukarela
FAKTOR PENDORONG PERKEMBANGAN CSR
1. Kepedulian & harapan baru masyarakat, konsumen, otoritas publik & investor dlm konteks globalisasi-industri besar.
2. Kriteria sosial memberi pengaruh besar dlm pengambilan keputusan investasi individu & institusi baik sbg konsumen/investor.
3. Meningkatnya kepedulian pd kerusakan lingkungan yg disebabkan kegiatan ekonomi.
4. Transparansi kegiatan bisnis akibat perkembangan media & teknologi komunikasi & informasi modern. (komisi masyarakat Eropa, 2001)
Perusahaan-perusahaan yang memiliki reputasi bagus, umumnya memenuhi enam hal ;1. hubungan yang baik dengan para pemuka masyarakat.
2. hubungan positif dengan pemerintah setempat.
3. resiko krisis yang lebih kecil.
4. rasa kebanggaan dalam organisasi dan di antara khalayak sasaran.
5. saling pengertian antara khalayak sasaran, baik internal maupun eksternal.
6. meningkatkan kesetiaan para staf perusahaan
(Anggoro, 2002)
“MODEL EMPAT SISI CSR”1. perusahaan memiliki tanggung jawab ekonomis, yaitu berbisnis dan mendapatkan profit.
2. Perusahaan memiliki tanggung jawab legal, semisal keharusan membayar pajak, memenuhi persyaratan Amdal, dan lain-lain.
3. Perusahaaan memiliki tanggung jawab ethical atau etis. Misalnya perusahaan berlaku fair, tidak membeda-bedakan ras, gender, tidak korupsi, dan hal-hal semacam itu.
4. Perusahaan memiliki tanggung jawab discretionary. Tanggung jawab yang seharusnya tidak harus dilakukan, tapi perusahaan melakukan juga atas kemauan sendiri
MODEL CSR
menurut saidi & Abidin1. Keterlibatan langsung dengan lingkungan masyarakat.
2. Pendirian yayasan / organisasi sosial perusahaan.
3. Bermitra dengan pihak lain
4. Mendukung / bergabung dalam suatu konsorsium
SASARAN DARI PROGRAM CSR
1. Pemberdayaan SDM lokal (pelajar, pemuda dan mahasiswa termasuk di dalamnya);
2. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat sekitar daerah operasi;
3. Pembangunan fasilitas sosial/umum,
4. Pengembangan kesehatan masyarakat,
5. Sosbud, dan lain-lain.
PRAKTIK CSR DI 7 NEGARA ASIA
hasil penelitian Chambers ; 20031. Keterlibatan dalam komunitas :
2. Community development, Konservasi lingkungan hidup, Pendidikan, pelatihan, kegiatan keagamaan, olahraga.
3. Pembuatan produk yg bisa dipertanggungjawabkan scr sosial :
4. Lingkungan hidup, kesehatan, keselamatan kerja, sumberdaya manusia & etika.
5. Employee relations :
6. Kesejahteraan pekerja, keterlibatan pekerja.
Bentuk CSR di Asia :
1. Kemitraan komunitas
2. Menerjunkan sukarelawan pd komunitas
3. Pendirian yayasan
4. Keterlibatan komunitas (di Indonesia dlm bentuk : pembangunan pertanian, ekonomi lokal, CD, membantu organisasi keagamaan)
DIMENSI CSR
Menurut Green Paper dari komisi Masyarakat EropaDIMENSI INTERNAL :
1. Manajemen SDM
2. Kesehatan & Keselamatan kerja
3. Beradaptasi dg perubahan
4. Manajemen dampak lingkungan & SDA
DIMENSI EKSTERNAL :
1. Komunitas2 lokal, mitra usaha, pemasok, konsumen.
2. Hak-hak asasi manusia
3. Kepedulian pd lingkungan hiup global
Berdasarkan sifatnya, pelaksanaan program CSR dapat dibagi dua, yaitu :
1. Program Pengembangan Masyarakat (Community Development/CD); dan
2. Program Pengembangan Hubungan/Relasi dengan publik (Relations Development/ RD).Dalam penyusunan CD mempertimbangkan : Triple Bottom Line (3P) :
1. Profit
2. People
3. Planet
(dipopulerkan : John Elkington, 1997)
PEDOMAN CSR
Hasil pertemuan menteri negara2 anggota OECD di Paris th 20001. Memberi sumbangan untuk kemajuan ekonomi, sosial, ligkungan berdasarkan pandangan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
2. Menghormati hak-hak manusia di daerah perusahaan beroperasi
3. Mendorong pengembangan kapasitas lokal melalui kerja sama dg komunitas lokal.
4. Mendorong pembentukan huma capital, khususnya penciptaan kesempatan kerja & fasilitasi pelatihan bg karyawan.
5. Mendorong kesadaran pekerja melalui penyebarluasan kebiajakn dg program pelatihan
6. Mengembangkan mitra bisnis.
PRINSIP CSR menurut Warhurst ; 1998
- Prioritas korporat
- Manajemen terpadu
- Proses perbaikan kebijakan, melalui riset & pemenuhan kebutuhan sosial
- Pendidikan karyawan
- Kajian atas dampak sosial
- Produk & jasa yg ramah lingkungan
- Informasi publik. edukasi costumer
- Fasilitas & operasi atas pertimbangan kajian social impact
- Penelitian atas semua proses produksi (bahan baku, produk, proses, emisi, limbah dll)
- Prinsip pencegahan dengan modifikasi
- Kepedulian para kontraktor & pemasok
- Siaga menghadanpi darurat
- Adopsi inovasi yg baik
- Memberi sumbangan pada usaha bersama
- Keterbukaan
- Pencapaian & pelaporan : audit sosial
-
Komorg-9 : Konflik Dalam Komunikasi Organisasi
KONFLIK DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI
Oleh : Akh. Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si
PENGERTIAN
- Konflik merupakan bentuk interaksi perbedaan kepentingan, persepsi, dan pilihan. Wujudnya bisa berupa ketidaksetujuan kecil sampai ke perkelahian. (Brown :1998).
- Konflik sebagai suatu perbedaan pendapat di antara dua atau lebih anggota atau kelompok dan organisasi, yang muncul dari kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya yang langka atau aktivitas kerja dan mereka mempunyai status, tujuan, nilai, atau pandangan yang berbeda, dimana masing-masing pihak berupaya untuk memenangkan kepentingan atau pandangannya
- Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).
- Konflik senantisa berpusatpada beberapasebab utama: tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumbersumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers, 1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
- Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbedabeda (Devito, 1995:381).
KONFLIK DALAM ORGANISASI
Menurut Myers :19931. Konflik pribadi (personal conflict) :
- merupakan konflik yang terjadi dalam diri setiap individu karena pertentangan antara apa yang menjadi harapan dan keinginannya dengan apa yang dia hadapi atau dia perolah.
2. Konflik antar pribadi (interpersonal conflict),
- merupakan konflik yang terjadi antara individu yang satu dengan yang lain
- Sumber : perbedaan latar belakang individu (usia, jenis kelamin, kebiasaan, kepercayaan), cara pandang (HCC – LCC)
3. Konflik organisasi (organizational conflict).
- perilaku yang terjadi antara kelompok-kelompok dalam organisasi dimana anggota kelompok mengidentifikasikan dirinya dengan kelompoknya, dan merasa bahwa kelompok lain menghalangi pencapaian tujuan maupun harapanharapannya
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KONFLIK
(Daft: 1992) :- Environment, perubahan lingkungan eksternal,
- Size, perubahan ukuran perusahaan sebagai akibat tuntutan persaingan,
- Technology, perkembangan teknologi,
- Goals, Pencapaian tujuan organisasi,
- Structure, Struktur organisasi.
DAMPAK KONFLIK (-)
- Konflik bisa menimbulkan dampak negatif misalnya, melemahnya hubungan antarpribadi, timbulnya sikap marah, perasaanterluka, keterasingan (Kreps, 1986:187).
- Pada tahap dini, konflik ditandai dengan sikap tidak saling percaya antara satu kelompok dengan kelompok lain yang lambat laun ditunjukkan secara verbal maupun nonverbal: raut wajah tidak senang, bersikap diam atau mungkin menghindari kelompok lain (Pace & Faules, 1994: 250).
- Pada level organisasi, konflik membawa dampak negatif; pemborosan energi/tenaga (hilangnya konsentrasi untuk pekerjaan), menurunnya rasa saling pengertian terhadap kelompok lain, kurangnya kerjasama antara kelompok bahkan yang terjadijustru saling salah menyalahkan, koordinasi menjadi sangat buruk (Daft, 1982: 444).
DAMPAK KONFLIK (+)
- Sebagai tanda peringatan dini terhadap masalah yang muncul,
- Sebagai katub pengaman,
- Meningkatkan interaksi dan keterlibatan kelompok untuk berdiskusi menyelesaikan masalah yang timbul,
- Menumbuhkan kreativitas,
- Menjembatani penyelesaian masalah,
- Mendorong penyampaian informasi antar kelompok, dan
- Menguji ide-ide yang muncul dari anggota organisasi, dan solusi yang ditawarkan atas masalah yang terjadi.
PERUBAHAN PERILAKU DALAM KONFLIK
Menurut Daft : 1992.- Individu dalam suatu kelompok akan mengidentifikasi dirinya dengan kelompoknya dan menganggap seolah-olah dirinya terpisddah dari kelompok lain,
- Kehadiran kelompok lain akan mengundang perbandingan antara “kelompok kami” dengan “kelompok mereka”,
- Jika suatu kelompok terlibat konflik dengan kelompok lain, maka anggota kelompoknya akan cepat menyatu dengan anggota kelompoknya,
- Anggota suatu kelompok cenderung memandang kelompok lain sebagai rival,
- Anggota kelompok cenderung menonjolkan arogansi dan meremehkan kelebihan atau keberhasilan kelompok lain,
- Komunikasi antara kelompok yang berkonflik akan menurun bahkan tersumbat,
- Kelompok yang berkonflik dengan kelompok lain akan cepat melempar kesalahan kepada kelompok lain,
- Konflik antar kelompok yang diikuti perubahan pada persepsi dan permusuhan terjadi secara alamiah, dalam situasi normal
CONFLICT RESOLUTION
•Structural separation:
ü Kelompok yang tidak suka bekerja sama yang berada dalam satu bagian, dipisahkan secara struktural.
•Bureaucratic authority:
ü Bahwa ketika terjadi konflik maka dibutuhkan otoritas pimpinan yang lebih tinggi dari organisasi, menangani konflik antara kelompok dalam level horizontal.
•Limited communication:
ü Mendorong upaya meningkatkan komunikasi antara setiap bagian. Komunikasi yang terus menerus difokuskan pada isu-isu utama organisasi misalnya menyangkut tujuan yang dicapai.
•Integrating Devices:
ü Ketika terjadi konflik antara kelompok maka diperlukan adanyateam khusus darimasing-masing pihak yang bertikai, yang bersama-sama membahas masalah dan mencari jalan keluar.
5. Confrontation and negotiation
ü Pihak-pihak yang terlibat konflik dipertemukan dan melakukan negosiasi guna mendapat jalan keluar atas masalahnya. Yang terpenting, negosiasi yang dilakukan harus mengarah kepada penyelesaian yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak.
6. Third party Consultant:
ü Langkah ini dilakukan dengancaramenghadirkan pihak ketiga manakala terjadinya konflik antar kelompok. Pihak ketiga, bisa konsultan dari luar perusahaan yang memang memiliki kompetensi dalam bidangnya.
7. Member Rotation:
ü Memindahkan individu ke bagian lain, baik secara temporer maupun secara permanen. Tujuannya agar individu tersebut bisa memahami nilai-nilai, kebiasaan, masalah, yang dihadapi kelompok lain.
8. Superordinate goals:
ü Pimpinan puncak organisasi harus sesering mungkin menyampaikan, mensosialisasikan apa yang menjadi tujuan bersama dan utama organ isasi.
9. Intergroup training:
ü Melakukan pelatihan-pelatihan reguler antar kelompok. Masing-masing pihak dari kelompok yang terlibat konflik diikutsertakan dalam pelatihan reguler di luar organisasi. Walaupun mahal, teknik ini dapat membantu mengembangkan sikap kerjasama antara kelompok.
-
Dasar PR : Media Relations
MEDIA RELATIONS
Oleh : Akh. Muwafik Saleh, S.Sos.,M.Si
MEDIA RELATIONS
- Hubungan media merupakan sebagai alat, pendukung atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi PR dengan pihak publik.
- Berfungsi menyampaikan pesan kepada publiknya juga untuk membangun & meningkatkan citra melalui berbagai jenis media.
- Peranan hubungan media (media relations) dalam kehumasan adalah sebagai saluran (Channel) dalam penyampaian pesan dalam upaya peningkatan pengenalan (awareness), informasi dan pemberiataan dari pihak publikasi humas.
- Karena fungsi pers / media adalah sebagai kekuatan pembentuk opini (power of opinion) yang sangat efektif.
- Kerja sama dengan pers/ media akan menghasilkan frekuensi publisitas yang cukup tinggi. Dampak pemberitaan bersifat : efek keserempakan (stimultaneity effect), efek dramatisir, efek publisitas tinggi, waktu relatif singkat, pembentukan opini, khalayak yang sangat luas dalam waktu yang bersamaan.
MEMBINA HUBUNGAN MEDIA /PERS (MEDIA/PERS RELATIONS)
- Adalah suatu kegiatan untuk mencapai publikasi atau penyiaran berta semaksimal mungkin, sedangkan informasi yang disebarkan melalui PR adalah menciptakan pengenalan dan pengertian (Frank Jepkins, 1992)
- Adalah suatu kegiatan khusus dari pihak PR untuk melakukan komunikasi penyampaian pesan, atau informasi tertentu mengenai aktivitas yang bersifat kelembagaan, perusahaan/institusi, produk dan hingga kegiatan bersifat individual lainnya yang perlu dipublikasikan melalui kerjasama dengan pihak pers/media massa untuk menciptakan publisitas dan citra positif” (Rosadi Ruslan)
BENTUK HUBUNGAN MEDIA & PERS, MENURUT FRANK JEFKINS (1992)
1. KONTAK PRIBADI (personal contact)
pelaksanaan hubungan media tergantung pada apa & bagaimana kontak pribadi dg kedua belah pihak dalam menjalin hubungan informal.
2. PELAYANAN INFORMASI/BERITA (News Service)pemberian informasi, publikasi & berita baik tertulis maupun cetak (press release, news letter,photo press), maupun terekam (video release, cassets recorder, slide film).
3. ANTISIPASI KEMUNGKINAN DARURAT (Contingency Plan)antisipasi permintaan mendadak dari pihak pers untuk wawancara, konfirmasi dsb. Shg PRO harus siap melayaninya.
BENTUK KERJA SAMA DENGAN PERS
A. KONTAK FORMAL :
yaitu kegiatan, event-event (acara) tertentu yang sengaja dirancang oleh pihak humas. antara lain :
1. KONFERENSI PERS (Press Conference)
yaitu : pertemuan (kontak) khusus dengan pihak pers yg bersifat resmi/sengaja diselenggarakan oleh pejabat humas yang bertindak sbg nara se\umber dalam upaya menjelaskan suatu rencana/ permasalahan ttt yg sedang dihadapi. biasanya jumpa pers ini ditutup dengan makan bersama.
2. WISATA PERS (Press Tour)
sejumlah wartawan yang sudah dikenal baik dg humas diajak wisata kunjungan kesuatu event khusus/ keluar kota bersama dg pejabat instansi untuk meliput secara langsung mengenai kegiatan tertentu. Mis : pembukaan pabrik, kejadian/ peristiwa yang menimpa perusahaan tsb.
3. RESEPSI PERS (Press Reception) dan PRESS GATHERINGberupa jamuan pers/wartawan yang bersifat sosial, menghadiri acara resepsi / seremonial tertentu baik formal / informal. Ada juga melalui event-event olahraga bersama, kumpul bersama dalam acara ulang tahun perusahaan atau acara keagamaan misalnya buka bersama, tahun baru dl antara pihak humas,eksekutif dg pihak pers diluar tugas fungsionalnya masing-masing, namun terkadang humas dapat menyisipkan pemberian keterangan pers.
4. TAKLIMAT PERS (Press Breifing)
jumpat pers resmi yang diselenggarakan secara periodik. Biasanya pada awal/akhir bulan / tahun oleh humas / pimpinan lembaga. Pertemuan ini diadakan mirip diskusi/ berdialog, saling memberi masukan/ informasi cukup penting bagi kedua belah pihak. Dan pihak pers diberi kesempatan seluas-luasnya mengenai informasi yang kemudian diharapkan wartawa mempunyai pegetahuan lebih baik. Mislanya : tentang akan diterbitkannya UU/peraturan atau kebijakan baru.
B. KONTAK INFORMAL :
1. KETERANGAN PERS (Press Statement)
bisa dilakuakn kapan dan dimana saja tanpa adaundangan resmi, mungkin pemberitahuannya cukup melalui telpon.hal ini banyak dilakukan oleh para politisi, budayawan dsb untuk menjelaskan / memberikan argumentasi terntentu.
2. WAWANCARA PERS (Press Interview)
inisiatif biasanya dari pihak pers setelah melalui perjanjian / konfirmasi dengan hara sumber.
PRINSIP BERHUBUNGAN DENGAN PERS (GOOD PRES RELATIONSHIP)
- Sikap terus terang,jujur terbuka, ramah, tegas, profesional.
- Memberikan pelayanan terbaik kepada media & tidak menutup saluran informasi khususnya saat menghadapi masalah.
- Jangan terlalu membanjiri berbagai publisitas yang tidak jelas tujuannya.
- Tidak meminta-minta/mengemis kepada pers agar beritanyanya dibuat.
- Saling memahami fungsi, kewajiban dan tugas profesinya dan memegang kode etik profesi masing-masing.
- Saling mengenal baik, cukup akrab antara kedua belah pihak secara individual & fungsional namun tetap menjaga jarak demi kerahasiaan lembaga.
- Kenalilah siapa Pimred,Wapimred, Redpel, redaktur halaman, para reporter setiap bidang liputan. (& salalu meng-up date- daftar nama).
- Meminta kartu nama, biasanya setiap wartawan resmi/bertugas dilengkapi kartu PWI, kartu pers/nama.
- Menerima kedatangan wartawan dalam rangka peliputan, konfirmasi berita, wawancara, tapa menujukkan ragu-ragu atau penuh kecurigaan.
- Melayani dengan baik bila ada permintaan interview /wawancara dari pihak pers termasuk jika mendadak dg catatan segala sesuatunya dipersiapkan terlebih dahulu dg memilah informasi yg pantas untuk dipublikasikan.
- Kirimkan kartu ucapan selamat, baik kepada individu maupun lembaga (penerbit) yang sdg ulang tahun, menghadapi lebaran, Tahun baru dsb. Sbg tanda penuh perhatian untuk membangun hubg Baik
- Pemberian iklan goodwill, yaitu iklan secara insidentil diluar iklan promosi/komersil (mis : iklan layanan masyarakat) yang dikerjasamakan dengan media tsb. Atau kerja sama lainnya spt : penanggulangan bencana alam, pelestarian & kepedulian alam atau tema sosial lainnya untuk menari simpati berbagai pihak.
- Membentuk proyek publikasi/promosi bersama dengan pihak media melalui coverage (ulasan berita) / penulisan artikel/featuris (advetorial) tentang suatu produk/jasa yg ingin dikampanyekan scr efektif melalui kerjasama antara Humas & pihak pers.
MEDIA PUBLIC RELATIONS
- House journal (Internal : In house Journal; media internal yang berfungsi sebagai media komunikasi, informasi, pendidikan, hiburan, media pengetahuan – Eksternal : Eksternal House Journal, yang berfungsi sebagai media promosi dan pembangun citra).
- Printed Material (berbentuk : brosur, leaflet, booklet, kopsurat, kartu ucapan selamat/suplemen, kalender)
- Media Pertemuan (Event) ; media pertemuan langsung (face to face), misal : presentasi, diskusi panel, seminar, pameran.
- Broadcating Media & Internet ; publikasi PR yang disiarkan melalui siaran TV/Radio, media elektronik, internet.
- Media sarana Humas (misalnya penampilan identitas perusahaan /coporate identity yang merupakan simbol perusahaan, nama perusahaan, logo, warna standar perusahaan & kemasan produk, citra lobby kantor / font office lobby image, pakaian seragam /uniform, model huruf atau logo perusahaan yang menjadi pembeda dengan yang lainnya.
- Media Personal (pertemuan langsung melalui pendekatan personal seperti lobi dan negosiasi untuk mencapai kata sepakat (win-win solutions).
HOUSE JOURNAL & PR WRITING, Frank Jefkins (1988), lima macam House Journal :
- THE SALES BULLETIN : media komunikasi reguler antara manajer penjualan dg salesmen.
- THE NEWSLETTER : siaran berita singkat tentang perusahaan/lembaga.
- THE MAGAZINE : majalah yang berisi tulisan feature, artikel & gambar-gambar.
- THE TABLOID NEWSPAPER : mirip surat kabar populer & berisikan berita-berita pkok, artikel populer pendek.
- THE WALL NEWSPAPER : media komunikasi internal antara karyawan dengan perusahaan.
Bentuk house journal lain :
Media elektronik yang mulai berkembang tahun 1980-an biasanya melalui saluran media (electronic channel media) :
- VIDEO CASSETS : rekaman video/film dokumentasi yang didistribusikan untuk dipasang di TV monitr di temapt strategis & mudah dilihat oleh khalayak. Misalnya tentang profil perusahaan maupun produk.
- AUDIO CASSET TAPE : informasi/berita yang direkam menggunakan pita rekaman yang berisikan pidato, instruksi, pesan dan didistribusikan pada karyawan, pelanggan / relasibisnis. Dapat terlihat dalam MLM.
- VIEWDATA HOUSE JOURNAL :
media surat kabar elektronik dg menggunakan saluran televisi/komputer, misal : internet, email dsb
PR WRITING, ANTARA LAIN :
Naskah / script, release (siaran), journal magazine (majalah internal), laporan (report), Annual Report (laporan keuangan tahunan), prospektus (Publikasi Prospek Usaha Komersial), Company profile & company product (profil perusahaan dan produk dalam bentuk majalah), advertorial (naskah tulisan promosi dalam bentuk artikel sponsor), Corporate Profile and Editorial (pariwara dan suplemen sisipan, brosur, leaflet dan katalog)
-
Komorg-8 : Teknologi Informasi dalam Komunikasi Organisasi
TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI
Oleh Akh. Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si
Tulisan ini disarikan dari mata kuliah Komunikasi Organisasi, yang diasuh oleh penulis pada jurusan ilmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Brawijaya.
1. Media memiliki sisi positif sekaligus negatif di dalam pelaksanaan komunikasi organisasi
2. Mengendalikan sisi negatif perkembangan teknologi informsi melalui pemahaman tingkat selektifitas terhadap penggunaan media dan memaknai setiap pesan sesuai dengan situasi pengirim pesan.
3. Tingkat selektifitas : ditentukan nlai-nilai budaya, tema & kebutuhan pesan yang ingin disampaikan / didapat
BEBERAPA ASUMSI
1. Organisasi adalah suatu entitas yang dikonstruksi secara sosial
2. Anggota organisasi biasanya
menyampaikan keinginan untuk berinteraksi lebih banyak melalui tatap muka walau membawa risiko bekerja tak efisien (Goldhaber)3. Fulk dan Steinfield (1990) menyatakan,”Kenyataannya komunikasi efektif adalah komunikasi yang tujuan intinya memacu penerapan teknologi informasi dalam organisasi”.
UNTUK BAHAN DISKUSI :
1. Bagaimana bentuk media komunikasi tradisional & modern dlm komunikasi organisasi ?
2. Implikasi media/teknologi informasi baru bagi komunikasi dalam organisasi :
3. Pengambilan keputusan
4. Aliran komunikasi
5. Iklim komunikasi organisasi
6. Hubungan antarpersonal (makna & pengertian)
7. Apa keuntungan & kerugian TI dlm kom.org ?
8. Apakah teknologi baru mampu merubah pola komunikasi organisasi/organisasi itu sendiri ? Pada wilayah apa perubahan itu terjadi ?
9. Apakah teknologi komunikasi baru menjadikan organisasi lebih efektif, efisien, lebih produktif, dan lebih responsive?
MACAM MEDIA KOMUNIKASI
Media tradisional :
1. Surat tulis
2. Pertemuan (rapat akbar dll)
3. Publikasi : pengeras suara
4. Cara Pengiriman
Teknologi baru :
1. Telepon, surat kawat, telegram
2. Komputer
3. Handpone
4. Internet, surat elektronik (e-mail), web dsb
5. video conferencing, voice messaging, facximile
Dampak teknologi informasi terhadap organisasi
1. perubahan struktur organisasi,
2. fungsi kerja dan penempatan sumber
daya manusia, keahlian teknologi serta3. interaksi antarmanusia.
Implikasi Teknologi baru1. Determinisme teknologis
2. Mampu mengatasi kendala ruang & waktu
3. Mengubah jarak & wilayah komunikasi seseorang
4. mengurangi intensitas tatap muka yang terjadi dalam organisasi (mengurangi tingkat pengertian antar manusia dalam organisasi)
5. Mengurangi batas personal, geografis, hierarkhi tradisional, posisional/struktur dalam organisasi & norma organisasi.
6. Merubah pola komunikasi organisasi.
7. Merubah praktik kerja, kebiasaan kerja.
8. Memungkinkan membentuk kembali proses & struktur organisasi.
9. Memudahkan dalam mengenali isu & masalah
10. Memungkinkan terjadinya saling ketergantungan tugas dan sumber daya pada anggota organisasi (Rice:1992)
Hipotesis O` ConnellYang berhubungan dengan peranan teknologi dan pengaruhnya dalam komunikasi organisasi:
1. Kesempatan untuk hubungan tatap muka akan hilang dan informasi berdasarkan isyarat nonverbal berkurang. Akibatnya, kesempatan berbagi informasi secara acak dan spontan berkurang pula. Paramanajer harus menyusun kerja dan relasi untuk menyediakan kesempatan tatap muka yang lebih banyak (melalui teks dan simbol).
2. Akan lebih banyak pesan-pesan informal dan memotong hierarki karena
pembenaran terhadap format baru yang muncul sebagai proses alamiah jaringan
elektronik. Struktur organisasi dan alur informasi formal akan didefinisi
ulang.3. Dampak saluran berarti bahwa pesan-pesan berdampak dan bernilai akan menurun. Data digital dengan konteks dan interpretasi minim adalah aturannya. Akibatnya, pengambilan keputusan akan terganggu daripada terbantu. Ketidakjelasan dalam menginterpretasi informasi akan meningkat dan kualitas keputusan menurun karena kurangnya pemahaman konteks dan nilai organisasi. Organisasi harus bekerja lebih keras dalam mengkomunikasikan sejarah dan nilai-nilai organisasi. Para manajer harus mencari cara baru untuk mengkomunikasikan komponen afektif dari pesan-pesan. Gayapengambilan keputusan yang baru dan lebih baik juga perlu.
4. Kepercayaan akan mempunyai peranan yang berbeda dalam komunikasi.
Kepercayaan akan muncul seiring dengan kebersamaan pengalaman, nilai-nilai,
memberi dan menerima dan sebagai hasil komunikasi antarmanusia. Hadirnya
satelit, e-mail, dan jaringan komunikasi elektronik lainnya dapat mengurangi
dimensi kepercayaan yang selama ini kita telah terbiasa. Jaringan komunikasi baru dapat saja menggantikan peranan ini.5. Komputerisasi menghadapkan pada disiplin untuk berpikir linear. Data terproses dalam kerangka kecepatan sesuai kemajuan perangkat teknologi. sebagai konsekuensinya, manusia menjadi tak sabar dan rasa toleransi berkurang terhadap gaya individu berkomunikasi. Organisasi dapat pula menjadi berkurang toleransinya terhadap pegawai yang tidak berpikir atau beranggapan dalam mode linear. Mereka harus mencari cara untuk mendukung dan melindungi pemikiran serta komunikasi yang bersifat nonlinear.
6. Harapan akan kinerja adalah berdasar pada kondisi machine driven. Dengan penyesuaian kita terhadap kecepatan dan ketepatan komputer, kita mungkin
mengharap para pegawai mempunyai kualitas dan menghasilkan dengan cara yang mirip. Para pegawai dalam organisasi dapat menganggap permintaan ini sebagai hal yang tak manusiawi dan memaksa. Serikat kerja dapat mengangkat lingkungan kerja seperti itu sebagai persoalan. Maka organisasi harus mendefinisikan dan menggunakan standar kinerja yang sesuai dengan kondisi baru.FAKTOR ADOPSI TEKNOLOGI PADA ORGANISASI
1. Persepsi anggota thd medium baru & tingkat SDM
2. Nilai-nilai, norma & budaya
3. Interaksi anggota (pola hubungan antar pribadi)
4. Pola pengambilan keputusan/ pemrosesan informasi dalam kelompok
-
Komorg-7 : Aliran Komunikasi Organisasi
ALIRAN KOMUNIKASI ORGANISASI
Oleh :
Akh. Muwafik Saleh, S.Sos., M.Si
ALIRAN KOMUNIKASI ORGANISASI
1. Adalah suatu proses dinamik dalam mana pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan dan dinterpretasikan yang hidup dan berkembang dalam sebuah organisasi.
2. Aliran Komunikasi Organisasi berfungsi untuk mengetahui bagaimana informasi itu terdistribusikan kepada anggota-anggota organisasi, bagaimana pola-pola distribusinya dan bagaimana orang-orang terlibat dalam proses penyebaran informasi itu dalam sebuah organisasi.
3. Aliran Komunikasi Organisasi berpengaruh terhadap efektifitas organisai baik dalam kaitannya dengan hubungan-hubungan ataupun pula dalam pelaksanaan & pencapaian tujuan organisasi.
SIFAT ALIRAN INFORMASI
Guetzkow (1964), aliran informasi (penyebaran pesan) dalam organisasi dapat terjadi dalam tiga cara :
1. SERENTAK, yaitu proses penyebaran informasi (pesan) yang disampaikan secara bersamaan dalam suatu waktu dengan objek sasaran yang banyak (lebih dari satu rang, bukan proses diadik). Bentuk : Memo, Pertemuan, rapat (akbar), televisi, teleconference (penyampaian pesan bermedia).Keuntungan : cepat, sudah/dapat diakses pada saat bersamaan, berhubungan dengan banyak sasaran orang, informasi terbuka, biasanya dipergunakan oleh organisasi besar. Kerugian : tidak dapat menyebarkan informasi yang sifatnya rahasia.Biasanya digunakan oleh organisasi publik atau organisasi yang memiliki jaringan kerja yang luas.
2. BERURUTAN : yaitu proses penyebaran informasi/pesan secara diadik (merupakan bentuk komunikasi yang utama, Haney;1962). Dengan pola “siapa berbicara kepada siapa”. Informasi disampaikan secara berurutan dari satu orang ke orang lain secara tidak bersamaan. Bentuk : komunikasi antarpersonal, model jaringan sel. Keuntungan : menjamin kerahasiaan informasi, lebih mendekatkan hubungan antar anggota. Kerugian : lambat, memungkinkan terjadinya bias / distorsi informasi (multi persepsi/interpretasi). Biasanya sangat efektif untuk organisasi yang bersifat politis, ideologis, rahasia, militer. Ataupun pula untuk suatu kebijakan organisasi yang sifatnya tertutup / rahasia/ strategis. untuk itu dibutuhkan kemampuan akurasi penyampaian pesan, daya ingat yang baik dan disiplin yang tinggi.
3. SERENTAK – BERURUTAN ; yaitu kombinasi kedua pola aliran yang telah dsebutkan sebelumnya.
POLA ALIRAN INFORMASI
1. POLA RODA : adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Orang dalam posisi sentral menerima kontak dan informasi dan memecahkan masalah dengan saran / persetujuan anggota lainnya.
2. POLA LINGKARAN : semua anggota berkomunikasi satu sama lainnya hanya melalui sejenis sistem pengulangan. Tidak seorangpun yang dapat berhubungan langsung dengan semua anggota lainnya, demikian pula tidak ada anggota yang memiliki akses langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan.
PERANAN JARINGAN KERJA KOMUNIKASI
A . KOMPONEN DALAM JARINGAN :
1. ANGGOTA KLIK, Klik adalah kelompok individu yang paling sedikit/ separuh dari kontaknya merupakan hubungan dengan anggota-anggota lainnya.
CIRI-CIRI KLIK :
Klik terjadi melalui interaksi dengan orang-orang yang dapat mereka lihat. (Sommer, 1969). Klik terdiri dari individu-individu yang keadaan sekelilingnya memungkinkan kontak antar individu, saling menyukai & merasa amat puas dg kontak tsb.
Kebanyakan klik relatif akrab satu dg lainnya dalam hierarkhi formal organisasi. Ini menunjukkan kemiripan sistem komunikasi formal dengan sistem komunikasi informal (Rogers & Agarwala-Rogers).
Syarat anggota klik bahwa individu-individu harus mampu melakukan kontak satu sama lainnya, bahkan dengan cara tidak langsung.2. PENYENDIRI, adalah mereka yang hanya melakukan sedikit atau sama sekali tidak mengadakan kontak dengan anggota kelompok lainnya.
Bisa jadi seseorang menjadi penyendiri untuk tema-tema pesan tertentu (yang mungkin tidak dia sukai atau tidak berhubungan dengan bidang tugasnya) namun menjadi anggota klik sentral bila pesan-pesannya berhubungan dengan bidang tugasnya.
Sifat-sifat penyendiri (Goldhaber;1979) :
1. Kurang aman dlm konsep diri mereka.
2. Kurang termotivasi oleh cita-cita.
3. Kurang bersedia untuk berinteraksi dg orang lain.
4. Lebih muda dan kurang berpengalaman dalam sistem.
5. Lebih jarang menduduki posisi yang kuat dalam organisasi
6. Lebih cenderung menahan daripada melancarkan aliran informasi.
7. Relatif lebih tidak puas dengan sistem (golput)
8. Beranggapan bahwa sistem komunikasi tertutup bagi mereka.
3. JEMBATAN ; adalah anggota klik yang memiliki sejumlah kontak yang menonjol dalam kontak antar kelompok, juga menjalin kontak dengan anggota klik lain. Sebuah jumbatan berlaku sebagai pengontak langsung antara dua kelompok pegawai.
4. PENGHUBUNG ; adalah orang yang mengaitkan atau menghubungkan dua klik atau lebih tetapi ia bukan anggota salah satu kelompok yang dihubungkan tersebut. (tekanannya bukan anggota klik dalam kelompk atau orang luar sama sekali)
5. PENJAGA GAWANG (GATE KEEPER) ; adalah orang yang secara strategis ditempatkan dalam jaringan agar dapat melakukan pengndalian atas pesan apa yang akan disebarkan melalui sistem tersebut.
6. PEMIMPIN PENDAPAT (OPINION LEADER) ; adalah orang tanpa jabatan formal dalam semua sistem sosial, yang membimbing pendapat dan mempengaruhi orang-orang dalam keputusan mereka.
7. KOSMOPOLIT; adalah orang bebas dari gagasan, prasangka, kecintaan lokal. Orang yg melakukan kontak dg dunia luar/ di luar organisasi. Menghubungkan aggota organisasi dg orang & peristiwa diluar struktur organisasi. Mereka adalah anggota organisasi yang banyak bepergian (duta) aktif dalam organisasi profesional, membaca terbitan. Memiliki kontak dengan sumber-sumber di luar organisasi, bertindak sebagai saluran bagi gagasan baru bagi organisasi.
PERAN & FUNGSI MASING-MASING KOMPONEN
1. Anggota Klik : sebagai jantung sistem & bertindak sebagai tujuan akhir bagi kebanyakan pesan
2. Penyendiri : sebagai pemberi tantangan pada sistem dan mencipta derajat ketidakpastian pada efektifitas program penyebaran pesan.
3. Jembatan : sebagai pemrosesan sentral informasi yg menyediakan hubungan langsung diantara klik-klik yang berbeda.
4. Penghubung :mengintegrasikan dan menjadi penghubung antarklik.
5. Penjaga gawang : mengendalikan perpindahan pesan dan kontak-kontak dengan tujuan meminimalkan kelebihan beban komunikasi dan meningkatkan keefektifan.
6. Pemimpin pendapat : melancarkan pembentukan & peruabahan sikap & membantu dalam pengambilan keputusan informal.
7. Kosmopolit : menghubungkan organisasi dg orang-orang dan gagasan-gasgasan baru dalam lingkungan yang lebih besar.
ARAH ALIRAN INFORMASI
1. KOMUNIKASI KE BAWAH (DOWN WORD)
yaitu informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang merotoritas lebih rendah.
JENIS INFORMASI yang biasanya dikomunikasikan :
1. Mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
2. Mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
3. Mengenai kebijakan & praktik organisasi
4. Informasi kinerja pegawai
5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission).
METODE PENYAMPAIAN PESAN :
1. Tulisan
2. Lisan
3. Lisan diikuti tulisan
4. Tulisan diikuti lisan
KAPAN METODE INI DAPAT EFEKTIF DILAKUKAN ?
1. Tulisan : dalam situasi bila diperlukan informasi untuk tindakan yang akan datang, informasinya umum, tidak diperlukan kontak pribadi.
2. Lisan : dalam situasi yang membutuhkan teguran & mendamaikan perselisihan.
3. Lisan diikuti tulisan : dalam situasi yang membutuhkan tindakan segera tetapi kemudian diikuti tindak lanjutnya yg bersifat umum, perlu pendokumentasian.
4. Tulisan diikuti lisan : dinilai tidak cukup efektif untuk setiap situasi.
KRITERIA MEMILIH METODA PENYAMPAIAN INFORMASI KEPADA PEGAWAI :
1. Ketersediaan informasi.
2. Biaya
3. Pengaruh
4. Relevansi (dengan tujuan)
5. Respons
6. Keahlian (yang sesuai dengan kemampuan pengirim)
2. KOMUNIKASI KE ATAS (UP WORD)
Yaitu informasi yang mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (atasan).
PENTINGNYA KOMUNIKASI KE ATAS :
1. Informasi bagi pembuatan keputusan
2. Memberi informasi bagi atasan kapan bawahan siap menerima informasi dari mereka & seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka.
3. Mendorong keterbukaan komunikasi tentang keluh kesah, kritik muncul kepermukaan sehingg atasan tahu apa yang mengganggu dan menghambat kerja mereka.
4. Menumbuhkan apresiasi & loyalitas kpd organisasi dg memberi kesempatan kpd pegawai untuk mengajukan pertanyaan & memberi masukan/gagasan serta saran.
5. Memberi informasi pada atasan apakah bawahan memahami apa yg diharapkan dari aliran informasi ke bawah
6. Membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka & memperkuat keterlibatan mereka dg pekerjaan & organisasi
APA YANG DIKOMUNIKASIKAN ?
1. Tentang apa yang telah dilakukan bawahan : prestasi, kemajuan, rencana yang akan datang.
2. Persoalan pekerjaan yang dihadapi yang belum terpecahkan dan membutuhkan bantuan penyelesaian.
3. Memberikan saran dan agagasan untuk perbaikan pada organisasi.
4. Mengungkakan bagaima perasaan, pikiran bawahan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, & organisasi.
MENGAPA KOMUNIKASI KE ATAS SULIT ? (sharma, 1979) :
1. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka
2. Adanya perasaan bahwa atasan tidak tertarik pada permasalahan bawahan.
3. Kurangnya penghargaan & apresiasi bagi komunikasi ke atas yang dilakukan oleh bawahan/karyawan
4. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disamapikan pegawai.
PRINSIP KOMUNIKASI KE ATAS
1. Program komunikasi ke atas yang efektif harus direncanakan & didorong atau dirangsang agar tetap muncul / tersampaikan.
2. Program komunikasi ke atas yang efektif berlangsung secara berkesinambungan.
3. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan saluran rutin
4. Program komunikasi ke atas yang efektif menitikberatkan kepekaan dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih rendah
5. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup mendengarkan secara objektif
6. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk menanggapi masalah
7. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan berbagai media & metode untuk meningkatkan aliran informasi.
3. KOMUNIKASI HORISONTAL
Adalah penyampaian informasi diantara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja.
TUJUAN KOMUNIKASI HORISONTAL
1. Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja
2. Berbagi informasi mengenai rencana & kegiatan
3. Untuk memecahkan masalah
4. Untuk memperoleh pemahaman bersama
5. Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan
6. Untuk menumbuhkan dukungan antar personal
BENTUK KOMUNIKASI HORISONTAL :
Rapat komisi, interaksi pribadi, selama waktu istirahat, obrolan di telpon, memo / catatan, kegiatan sosial, lingkaran kualitas (sebuah kelompok pekerja sukareka yang berbagi wilayah tanggungjawab)
4. KOMUNIKASI INFORMAL, SELENTINGAN
Komunikasi yang dilakukan oleh orang organisasi tanpa mengindahkan posisinya dalam organisasi.
Selentingan (Grapevine) : metode penyampaian laporan rahasia dari orang ke orang yang tidak dapat diperoleh melalui saluran biasa (Stein, 1967).
CIRI SELENTINGAN :1. Melalui interaksi mulut ke mulut
2. Bebas dari kendala organisasi & posisi
3. Penyebaran cepat.
4. Melalui rantai kelompok
5. Memiliki beberapa peran.
6. Produk situasi bukan produk orang dalam organisasi.
7. Semakin cepat orang mengetahui peristiwa semakin cepat kemungkinan menceritakannya pada orang lain.
8. Jika informasinya menarik, orag cenderung menyampaikan pada yang lain.
9. Pesan selentingan cenderung cermat/jeli (walau terkadang lebih dramatik dari yg senyatanya)
10. Informasi selentingan biasanya tidak lengkap, menghasilkan kesalahan interpretasi bahkan bila rinciannya cermat.
11. Cenderung mempengaruhi organisasi (baik atau buruk)
CARA MENANGGAPI SELENTINGAN
1. Jagalah saluran komunikasi formal tetap terbuka yang memberi kesempatan berlangsungnya komunikasi ke atas, ke bawah, horisontal dan lintas saluran yang terus terang, cermat, dan sensitif.
2. Efektifkan hubungan komunikasi antara atasan denga bawahan.
3. Sampaikan bahwa atasan mengerti dan menerima informasi melalui selentingan tersebut (khususnya yg menyangkut perasaan karyawan)
Recent Posts
- GBPP / RPKPS Mata Kuliah KAP (Komunikasi Antar Pribadi) Muwafik 2013
- Manajemen Krisis
- PENGERTIAN PUBLIC RELATIONS
- GBPP Dasar PR dan Manajemen PR Muwafik UB
- muwafik center: Komunikasi Organisasi 2011 GBPP muwafik UB
Recent Comments
- Hello world! on
Archives
Categories
- Kapita Selekta Kewirausahaan
- Komunikasi Antar Pribadi
- Komunikasi Lintas Budaya
- Komunikasi Organisasi
- Manajemen Citra
- Public Relations
- Public Service Communication
- SDM
- Uncategorized